Pecinta Timnas sangat berharap Luis Milla dan Timnya bisa meraih juara pada kejuaraan Aceh World Solidarity Cup, Desember 2017. Sayang, Timnas yang sebagian besar U-23 dan tiga orang seniornya belum mampu mengalahkan diri sendiri dari kutukan untuk bisa meraih juara dan selalu aman dengan posisi "runer-up".
Kejadian Timnas senantiasa berulang dan terus berulang. Berbagai kejuaraan yang diikuti Timnas kita, awalnya memberikan harapan juara yang luar biasa namun dalam perjalanan selanjutnya selalu kandas pada detik-detik akhir menuju tangga juara.
Mungkinkah ini sebuah kebetulan atau kutukan? Penulis melihat sebagai kebetulan. Namun agak hati-hati bagi Timnas kita sebab apabila kebetulan tersebut terus berulang dan berulang akan menjadi kutukan. Itu berarti bahwa memang Timnas kita hanya layak sampai semifinal atau final dalam sebuh kejuaraan si kulit bundar.
Belum lagi, keterulangannya tersebut menjadi bagian dari pemikiran dan kesadaran para pemain kita. Suatu bentuk ketugian apabila kekalahan di akhir-akhir pertandingan, itu sudah menjadi kebiasaan karena selalu berulang kita kalah.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan para pelatih terutama Bung Luis Milla, sungguh-sungguh memotivasi para pemainnya agar keluar dari "kutukan" untuk selalu kandas di partai puncak menuju juara.
Penampilan Timnas kita pada Aceh World Solidarity Cup tahun ini sungguh menjanjikan pada awal-awal pertandingan. Melibas Timnas Brunei Darusallam 0-4 serta menggilas Timnas Mongolia pada pertandingan kedua 2-3 namun kita kandas dan patah sayapnya pada partai penentuan juar melawan Kirgistan 0-1.
Pertandingan tersebut, kita banyak menguasai permainan dan memiliki sejumlah peluang emas untuk dijadikan menjadi gol. Namun dalam pertandingan 2 x 45 menit, kita tak mampu melesakkan satu gol pun sementara Kirgistan yang agak sulit mengembangkan permainan bisa memanfaatkan satu peluang dan menjadi gol. Satu gol menghantar Timnas Kirgistan meraih singgasana AWS, Desember 2017.
Tidak apa-apa. Timnas kita perlu belajar dari kekalahan. Kekalahan harus membuat para pemain kita semakin berkarakter kuat sebagai pejuang agar bisa meraih hasil optimla pada Asian Games tahun depan di Indonesia.
Kuburkan kutukan bahwa kita tidak bisa jadi juara dengan cara menjadi juara. Selamat berjuang Bung Luis Milla dan semua pihak yang terlibat dalam penciptaaan kualitas Timnas kita.
Ende, 08 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H