Lihat ke Halaman Asli

Sebaiknya, Ibu Risma Tetap di Surabaya

Diperbarui: 8 Agustus 2016   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Risma. Foto: ayosebarkan.com

Gonjang-ganjing bakal calon DKI 1 dari PDI Perjuangan belum final. Setiap fungsionaris Partai Banteng itu juga belum seragam. Ibu Megawati pemegang mandat juga belum buka suara. Apabila ibu Mega buka suara, sepertinya gonjang-ganjing itu akan berakhir. Terakhir ibu Risma bertemu ibu Megawati. Semua orang menunggu hasil kesepakatan keduanya yang saat ini menjadi perhatian publik. Dua sosok wanita yang sedang naik daun ditunggu keputusan final tentang pencalonan DKI 1 menuju pilkada Jakarta 2017.

Ibu Megawati sebagai pemegang mandat partai pemenang pemilu untuk memberikan mandat kepada orang kepercayaannya pada hingar-bingar pemilukada Jakarta sementara ibu Risma dianggap sebagai orang spesial yang menanti kesediaannya untuk menerima mandat agar bisa berhadapan dengan para kandidat yang sudah menyatakan kesediaan mereka. Paling getol bakal calon petahana pak Ahok dan pak Sandiago dari partai politik dan pak Irshad dari independen.

Publik Jakarta dan seluruh Indonesia kini tertuju pada dua sosok perempuan tersebut. Banyak kalangan berprediksi bahwa calon seimbang untuk berhadapan dengan pak Ahok adalah ibu Risma bahkan ada yang cukup percaya diri bahwa ibu Risma bisa mengalahkan pak Ahok tentu dengan pertimbangan distribusi suara dengan para kandidat lain.

PDI Perjuangan dan ibu Megawati serta ibu Risma ditunggu publik. Apabila PDI Perjuangan menyatakan dukungan pada pihak atau poros pak Ahok, ada meramalkan bahwa pak Ahok sudah menang sebelum pemilihan. Sebaliknya apabila PDI Perjuangan tergabung pada koalisi besar dengan mengusung ibu Risma dan pak Sandiaga Uno sebagai wakil (apabila mau) maka perhelatan pemilkada Jakarta 2017 akan tersaji sangat menarik dan terkesan sangat panas. Bisa mengalahkan perhatian publik pada pilres lalu ketika pak Jokowi 'head to head' dengan pak Prabowo.

Semuannya itu masih mungkin. Politik adalah seni kemungkinan. Yang tidak mungkin bisa jadi mungkin. Skenario itu ada pada PDI Perjuangan, Ibu Megawwati dan Ibu Risma. Saya secara pribadi menghendaki Ibu Risma sebaiknya tetap di Surabaya tetapi apabila arah angin lain, tentu tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menikmati saja.

Sayang apabila dua sosok orang baik harus berhadapan pak Ahok dan ibu Risma. Salah satu pasti kalah. Berarti kita kehilangan pemimpin sangat konsen dengan rakyat kebanyakan. Mudah-mudahan skenario semakin banyak orang baik menjadi pemimpin, itulah juga skenario PDI Perjuangan dalam menatap dan menjalanakan pemilukada Jakarta 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline