Lihat ke Halaman Asli

"Rosa Parks & Jokowi"

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua bulan terakhir ini saya suka membaca tulisan Anthony Robbins, sang penulis best seller dua buah buku berturut-turut yakni buku pertama berjudul "Unlimeted Power" dan yang kedua berjudul "Awaken The Giant Within". Kedua buku tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia, salah satu ke dalam Bahasa Indonesia. Untuk terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia  dilakukan oleh dua orang penerjemah yakni Dieni Purwandari & Iryani Syahrir dengan editor buku pertama oleh Mehdy Nurjanatur Fadillah sementara buku kedua oleh Addison Abdul Pasaribu. Kedua buku tersebut sangat tebal, buku pertama 657 halaman sedangkan buku kedua 823 halaman.

Buku ini berisikan pengembangan pribadi serta berusaha menciptakan suatu kehidupan yang lebih baik tanpa meninggalkan kesedihan, kegalauan, kegagalan. Banyak tips untuk membuat hidup pribadi, kelompok atau bersama secara lebih bahagia apabila kita mau berubah dengan contoh-contoh konkret yang dilakukan secara konsisten. Saya tidak sedang berusaha meresensi seluruh isi dari kedua buku yang sangat fenomenal dan berkualitas tersebut. Namun saya hanya mengangkat satu kasus konkret yang diangkat Anthony Robbins dalam bukunya yang kedua.

Contoh kasus tersebut bagi saya pribadi sangat cocok dengan keadaan Indonesia saat ini terutama tokoh yang sedang menjadi perbincangkan adalah Ir. Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla sebagai presiden-wakil presiden terpilih dan akan dilantik pada tanggal 20 Oktober 2014.

Anthony Robbins sedang membahas tentang satu tema atau bab persis bab 2 pada buku kedua versi Indonesia hal.21. Beliau membahas secara detail dan indah tentang "Keputusan: Jalan Untuk Mendapatkan Kekuatan". Anthony Robbins menegaskan bahwa manusia akan menjadi fenomenal dan sukses besar dalam kehidupan karena mengambil keputusan dan melakukan. Siapa pun yang tidak mengambil keputusan dan melakukannya maka sesungguhnya ia baru mempersiapkan diri untuk hidup dan tidak layak untuk hidup bahagia dan sukses. Ia mengutip pendapat Boris Pasternak "Manusia Lahir Untuk Hidup  dan Bukan Mempersiapkan Diri Untuk Hidup".

Oke, kita lanjut pada tokoh utama dalam kasus yang diangkat Anthony Robbins lalu saya menghubungkan dengan tokoh atau sosok Jokowi. Tulisan ini, saya buat lantaran ada berita berseliweran di media online maupun media cetak termasuk medial elektronik tentang BBM. Ada banyak komentar tentang kenaikan BBM perlu dilakukan atau tidak? Memang membutuhkan kajian yang lebih mendalam dan manusiawi selain ekonomis. Apa pun keputusannya hendaknya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masyarakat banyak yang paling asasi sehingga tidak menimbulkan gejolak yang tidak produktif yang mengakibatkan pemerintahan akan datang tidak dapat merealisasikan visi-misi dan program secara tepat untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Tidak juga, pemerintahan yang akan datang tidak bisa mengambil keputusan untuk dilakukan secara konsisten.

Kasus yang diangkat Anthony Robbins sesungguhnya kejadian lama dan sungguh fenomenal dengan satu sosok perempuan yang bernama Rosa Parks. Mungkin sebagian besar kompasioners sudah mengenal sosok yang satu ini. Anthony Robbins mengangkat kisah ini untuk memperkuat argumentasinya tentang mengambil keputusan sekecil apa pun keputusan yang diambil. Sebab apabila sudah diambil keputusan mendorong orang untuk melakukannya.

Dikisahkan bahwa "Suatu hari pada tahun 1995, seorang wanita bernama Rosa Parks menumpang bus di Montgomery, Alabama dan menolak untuk memberikan kursinya kepada orang kulit putih padahal menurut hukum dia harus melakukannya. Tindakan kecilnya yang tidak mematuhi peraturan memicu serangkaian kontroversi dan menjadi panutan yang diikuti oleh generasi-generasi berikutnya. Itu adalah awal dari gerakan-gerakan hak-hak sipil, pendapat umum yang membangkitkan kesadaran yang masih  kita hadapi hingga saat ini, ketika kita menetapkan kembali makna persamaan hak, kesempatan dan keadilan bagi semua rakyat Amerika tanpa memperhatikan ras, agama atau jenis kelamin.

Apakah Rosa Parks memikirkan tentang masa depan ketika dia menolak untuk memberikan kursinya di bus itu? Apakah dia memiliki rencana mulia tentang bagaimana ia dapat mengubah tatanan masyarakat? Mungkin. Namun kemungkinan besar keputusannya untuk berpegang teguh pada standar yang lebih tinggilah yang mendorongnya untuk bertindak. Keputusan seorang wanita yang benar-benar memiliki pengaruh yang sangat luas!" Awaken The Giant Within, hal. 32.

Saya yakin, Jokowi bersama Jusuf Kalla serta timnya telah mempertimbangkan segala sesuatu dengan bijak dan matang. Namun keputusan ada pada pemimpin tertinggi dengan sejumlah kalkulasi. Kita mengingat, Jokowi senantiasa menghasilkan keputusan yang sangat fenomenal dan menjadi rujukan buat kita semua termasuk para pemimpin negeri ini meski sebagian keputusan itu tidak didukung banyak pihak.

Saya, Anda dan Kita hanya berdoa agar Jokowi-JK bisa menghasilkan keputusan yang terbaik buat rakyat Indonesia sesuai budaya, kultur dan potensi yang kita miliki. Namun, apabila kita tidak mengambil keputusan berarti kita masih mempersiapkan diri untuk hidup berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

Titip doa dan dukungan dari seorang putra Flores yang lagi merantau di Malang

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline