Lihat ke Halaman Asli

Perubahan yang Dilawan Kehancuran

Diperbarui: 7 September 2024   00:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa kita telah melalui banyak sekali perubahan. Mulai dari perubahan kecil, sampai perubahan besar. Perubahan dalam pemerintahan, perubahan dalam masyarakat, perubahan teknologi, dan lainnya. Banyak jenis jenis perubahan yang telah terjadi di Indonesia, namun apa saja kah perubahan perubahan tersebut?

Menurut Soerjono Soekanto, perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Sedangkan menurut pribadi saya, hakikat dari perubahan sosial adalah, perubahan yang memengaruhi perilaku seseorang dalam masyarakat seiring berjalannya waktu, seperti nilai nilai, watak, sikap dan lainnya. Contohnya, anak anak muda yang semakin rendah semangat belajarnya ketimbang anak anak muda pada zaman dahulu. Keduanya berkaitan, sama sama mempengaruhi sisten sosial dalam masyarakat dalam aspek perilaku.

Ada banyak sekali perubahan sosial yang terjadi di Indonesia, dari dulu sampai sekarang. Perubahan perubahan kecil seperti pergantian gaya berpakaian, sampai perubahan besar seperti runtuhnya kerajaan Hindu dan Buddha. Jenis jenis perubahan sosial pun bermacam macam, seperti perubahan sosial di bidang teknologi, perubahan ekonomi, politik, budaya, dan lainnya. Ada beberapa contoh perubahan sosial di negara kita ini, yaitu cara berkampanye (perubahan sosial di bidang politik), perubahan peran gender dan kesetaraan gender (perubahaan sosial budaya), dan mudahnya berjual beli dengan situs jual beli online (perubahan sosial ekonomi).

Semenjak kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945, bangsa kita mulai melalui tahap tahap perkembangan yang berlika liku. Dan tentunya, banyak perubahan sosial yang terjadi di perkembangan tersebut. Beberapa perubahan yang terjadi di Indonesia adalah; Indonesia tidak lagi ter-segmentasi dalam kelompok kelompok yang berbeda, karena disatukan oleh kemerdekaan. Untuk melawan penjajah Indonesia memang harus bersatu, namun setelah kemerdekaan, kebersamaan dan kesatuan di Indonesia semakin ditegaskan.

Ada juga perubahan sosial yang berbentuk bahasa, dimana Indonesia mulai menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa. Bahasa dahulu sampai sekarang sudah berbeda, seperti penggunaan 'oe' untuk 'u', dan 'dj' untuk 'j'. Sekarang, bahasa Indonesia semakin luas, bahkan ada terciptanya bahasa bahasa gaul. Tanpa adanya perjuangan pahlawan kita melawan penjajah, mungkin kita tidak akan punya bahasa pemersatu, dan semua orang akan berbicara bahasa daerahnya sendiri saja.

Sebelum kemerdekaan pun, banyak perubahan perubahan yang terjadi di Indonesia. Seperti yang sudah saya katakan di atas, ada satu perubahan besar yang terjadi di Indonesia sebelum kemerdekaan, yaitu runtuhnya kerajaan Hindu Buddha. Dan bahkan sebelum adanya kerajaan Hindu Buddha, Indonesia masih mempunyai era animisme. Ini juga menunjukkan adanya perubahan dari segi kepercayaan dan pemerintahan, dimana dahulu kerajaan Hindu Buddha mempunyai pemerintahan monarki, sedangkan sekarang, pemerintahan Indonesia berbentuk presidensial.

Balik lagi ke masa setelah kemerdekaan, dimana perubahan mulai terjadi. Walau sudah merdeka, Belanda masih tidak terima dan masih berusaha merebut Indonesia. Tak hanya penjajah, bahkan rakyat kita sendiri memilih untuk melakukan gerakan separatis. Gerakan Gerakan separatis yang sempat mengancam integrasi bangsa yang akan saya bahasa adalah antara lain adalah; PKI Madiun 1948, DI/TII, dan APRA.

Yang pertama adalah PKI Madiun 1948, peristiwa Gerakan separatisme yang dimulai dengan jatuhnya kabinet Amir Syariffudin akibat menyetujui kesepakatan yang merugikan Indonesia di Perundingan Renville. Setelah jatuh, Amir, Tan Malaka dan Sutan Sjahrir mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang merupakan koalisi yang menggabungkan kekuatan politik, termasuk PKI. Namun, kembalinya Muso (pemimpin PKI yang diasingkan di Belanda) menanamkan benih busuk di FDR. Ia mendekati Amir Syarifudin dan akhirnya membuat strategi yang memperluaskan ideologi komunis PKI di Indonesia, dan memperburuknya dengan adanya Perang Dingin dari faktor internasional (mendapatdukungan Uni Soviet dan negara negara komunis lainnya) yang memperburuk situasi ideologi di Indonesia.

Lalu ada DI/TII, yaitu peristiwa ketidak setujuannya S.M.Kartosuwiryo terhadap keputusan Renville yang menyetujui bahwa pasukan militer RI harus meninggalkan wilayah kekuasan Belanda yaitu Jawa Barat. Namun, ketidak-setujuan Kartosuwiryo ini hanyalah sebuah modus belaka, menjadikan ketidak setujuan tersebut sebuah alibi untuk memproklamasikan Negara Islam Indonesia atas ideologinya sendiri. Dia mendapat banyak dukungan dari daerah daerah yang mayoritas beragam Islam, seperti salah satunya Aceh. Ia juga menamakan pendukungnya dan tentara tentaranya TII (Tentara Islam Indonesia).

Raymond Westerling https://www.quora.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline