Lihat ke Halaman Asli

Laurina

Mahasiswi

Seorang Guru Mengaji Tanpa Pamrih

Diperbarui: 14 November 2023   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

“ Ingin membuat banyak orang bisa mengerti dan faham dalam membaca Al-Qur’an terutama dari anak kecil” ujar ustad Ahmad Ruyadi, atau bisa di sapa dengan panggilan ustad Yadi ketika di wawancara oleh Laurina pada Jumat (17/9/2023) tempat di rumahnya di kp.pasir gadung.
Perjalanan kisah pak ustad Ruyadi dalam mengajar mengaji atau bisa disebut Guru Ngaji sudah sekitar 10 tahun an lebih. Ustad Yadi tinggal bersama keluarganya. anak-anak nya pun di sekolahkan di pesantren di daerah Sumur Bandung Jayanti. Selain menjadi Guru Ngaji dia juga bekerja di salah satu pabrik di daerah dekat rumahnya, jadi ketika ia bekerja di malam hari ada istrinya yang menggantikannya untuk mengajar anak anak mengaji.
Pak Ustad Yadi ini mengajarkan semua anak muridnya di rumahnya sendiri, dan bukan hanya anak kecil saja yang menjadi muridnya. kalangan remaja juga banyak yang mengaji, karna cara mengajarnya yang tegas serius dan banyak peraturan.
Pak Ustad Yadi juga tidak pernah meminta imbalan bayaran sedikit pun kepada anak muridnya, dia mengajarkan mengaji penuh dengan Ikhlas. Hanya jika ada seorang orang tua murid mengajinya memberikan uang atau semacamnya, ia menerima seikhlasnya saja.
Anak murid yang mengaji dirumah pak Ustad pun tidak pernah bosan. Karna selain mengaji ada juga kegiatan lain, seperti makan bersama ketika ada acara tertentu contohnya : Anak murid yang naik ke Al-Qur’an dari Juz Amma, acara makan-makan ketika salah satu murid nya  bertambah usia dan ingin syukuran di pengajian.

Dan yang paling gembira dan membuat anak anak bersemangat adalah Berziarah ke makam makam Syekh di berbagai daerah, bisa disebut juga sebagai study tour ziarah. “Kegiatan ini biasa dilakukan setiap 1 tahun 2 kali” ujar Ust Ruyadi. Dan acara ziarah itu bisa sampai 1 atau 2 bus yang berangkat dari pengajian nya.
“Alasan saya membuat kegiatan study tour berziarah ke makam wali Allah SWT dan Syekh karna mengingatkan pada kematian, melembutkan hati, dan mengigatkan akhirat. Maka ini bentuk cinta terhadap mereka, dan sebagai mencari berkah,” ucap Ust Yadi.
Selain kegiatan menjadi guru ngaji dia juga menjadi pengurus masjid , dan ketika ada acara-acara di hari besar islam ialah yang mengurus nya di bantu pengurus masjid lainnya dan juga anak murid pengajian nya.
“Tujuan saya mengajar anak anak itu karna ingin melihat masa muda mereka itu paham tentang Al-Qur’an dan bisa membacanya, karna kebanyakan di zaman sekarang yang sudah dewasa tidak bisa membaca huruf Al-Qur’an. Tugas guru ngaji tidak hanya mengajar bagaimana cara membaca Al-Qur’an yang benar,melainkan juga diingantkan dan juga didorong serta diberi pemahaman yang baik dari nayat Al-Qur’an.” Tutup ust Ruyadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline