Lihat ke Halaman Asli

3 Film Animasi dengan Genre Berbeda

Diperbarui: 15 Oktober 2024   19:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pittsburgh Magazine 

Dunia hiburan telah merambat ke banyak sektor, salah satunya film. Perkembangan film telah mencakup teknologi yang digunakan dalam produksi film. Dari perkembangan tersebut menghasilkan karya film yang semakin menarik. Khususnya film animasi dengan kualitas premium diciptakan oleh teknologi saat ini. Kualitas yang ditampilkan tidak hanya soal visual, namun juga cerita dan alur yang menarik dapat meningkatkan kualitas dari film itu sendiri. Genre yang dipilih dalam film animasi ini juga beragam dan dalam artikel ini akan membahas 3 film animasi dengan genre yang berbeda.

1. Onward 2020

Film Onward disutradarai oleh Dan Scanlon, diproduksi oleh Pixar Animation Studios untuk Walt Disney dengan genre fantasi. Film ini menceritakan petualangan fantasi oleh sepasang saudara yang memiliki kesempatan untuk bertemu dengan mendiang sang ayah dalam waktu 24 jam. Mereka menjalani kesempatan itu dengan berpindah ke alam lain. Namun terdapat masala bahwa sang ayah hanya muncul setengah badan sehingga kedua saudara tersebut harus berpetualang demi membantu ayahnya agar badannya utuh kembali. Proses produksi film ini dilakukan selama enam tahun lamanya. Film ini menggunakan green screen untuk pembuatan adegan sang ayah yang memunculkan karakter berkaki tanpa badan. Tetap menggunakan CGI untuk penyempurnaan kualitas visual film ini. Proses distribusi yang dilakukan berupa penayangan di bioskop dan aplikasi Disney+. Film ini memiliki setting makhluk-makhluk magis yang sudah hidup dan beradaptasi di dunia modern. Onward berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar US$ 40 juta dan memimpin box office kawasan Amerika Utara. Sehingga konsumen dari film ini untuk orang-orang yang menyukai film animasi dengan makhluk mitologi yang hidup seperti manusia. Sejenis seperti film Percy Jackson, How To Train Your Dragon, dan Narnia.

 (swaranesia.com) 

2. Stand By Me Doraemon 2 2020Film Stand By Me Doraemon 2 merupakan film animasi Jepang 3D dan sekuel “Stand By Me Doraemon” 2014 disutradarai oleh Ryuichi Yagi dan Takashi Yamazaki. Film ini menceritakan tentang Nobita yang kembali ke masa lalu untuk bertemu dengan neneknya yang meninggal saat ia masih TK. Nenek Nobita ingin bertemu calon pengantin Nobita, yaitu Shizuka. Namun, Nobita masa depan yang akan menikahi Shizuka justru melarikan diri ke masa lalu untuk melihat Doraemon. Film ini termasuk pad genre anime, drama dan petualangan. Proses produksi untuk film ini menggunakan animasi CG yang dibuat dan ditamplkan dari program komputer. Terdapat tiga studio animasi dan efek visual yang terlibat alam pembuatan film ini, yaitu Shirogumi inc, Robot Communications, dan Shin-Ei Animation. Film ini didistribusikan di aplikasi streaming yaitu Netflix sehingga dapat diakses oleh banyak orang. Film Stand by Me Doraemon 2 menduduki peringkat kedua di box office Jepang dengan total pendapatannya yang mencapai 65,2 juta dolar, Stand by Me 2 jadi film animasi terlaris keenam di dunia pada 2020. Konsumen yang menonton film ini tentunya mereka yang mengikuti Doraemon sejak lama. Film ini meski ada sisi komedinya namun memiliki alur cerita tentang kehidupan yang mengajarkan kita untuk percaya diri, menepati janji, dan menjadi diri sendiri.

colleencraw

3. Spider-Man: Across The Spider-Verse 2023Selanjutnya ada film animasi dari Spider-Man yang merupakan sekuel dari Spider-Man: Into the Spider-Verse 2018. Film ini disutradarai oleh Joaquim Dos Santos, Kemp Powers, Justin K. Thompson garapan Marvel dan Sony Pictures. Genre dari film ini merupakan petualangan dan superhero. Film ini bercerita tentang Miles Morales yang memulai petualangan baru sebagai Spider-Man yang berpetualang melintasi multisemesta dengan Gwen Stacy sebagai Spider-Woman dan tim baru Spider-People yang harus menghadapi penjahat yang kuat. Proses produks dari film ini menggunakan teknik yang berbeda dibandingkan animasi lainnya. Mayoritas animasi menggunakan teknik Ones atau 1 frame 1 gerakan. Teknik ini digunakan agar mendekati sebuah animasi kartun dengan buaan tangan sehingga terlihat seperti animasi 2D namun dilakukan dengan 3D. Selanjutnya menggunakan teknik Smear yang sering digunakan dalam kartun lawas untuk mempertegas suatu gerakan yang terjadi dan masih banyak lagi teknik lainnya. Film ini tayang di bioskop yang sukses dan menjadi film terlaris sepanjang sejarah Sony Pictures Animation, Spider-Man: Across the Spider-Verse tayang perdana di Netflix. Rilisnya flm ini telah mengantongi US$208,6 juta atau Rp3,1 triliun secara box office global di pekan perdana penayangan. Konsumen dari film ini tentu sangat besar melihat bahwa fans dari Marvel sudah mendunia.

Berdasarkan ketiga film tersebut dengan genre yang berbeda tentu memiliki proses produksi yang berbeda tergantung pada gaya masing-masing. Dari perbedaan genre tersebut tentu konsumen yang tertarik akan berbeda juga sesuai minat masing-masing orang. Target pasar setiap film tentu berbeda sehingga disesuaikan dengan pola konsumen. Onward dengan film bergenre fantasi dan petualangan yang menggabungkan elemen dunia sihir dengan tem keluarga dan persahabatan. Stand By Me Doraemon 2 dengan genre kombinasi antara komedi, drama, dan animasi yang memberi pelajaran hidup dengan cara yang ringan dan menghibur, sekaligus menyentuh hati. Spider-Man: Across the Spider-Verse dengan genre superhero dan aksi dengan elemen sci-fi yang kuat. Tidak hanya mengedepankan aksi yang menegangkan tetapi juga tema identitas dan keberagaman dengan gaya visual yang inovatif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline