Lihat ke Halaman Asli

Laurens W

😀😀😀

Mana yang Lebih Baik antara Tindakan Preventif atau Evakuasi Banjir?

Diperbarui: 12 Januari 2021   00:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Banjir kerapkali sering terjadi setiap tahunnya di Indonesia, khususnya di kota-kota besar. Setiap terjadinya banjir, ada selalu alasan-alasan yang sama, seperti saluran drainase yang tidak berfungsi semestinya, sampah di sungai yang membuat aliran air tidak lancar, curah hujan yang tinggi, atau kurangnya lahan permukaan untuk penyerapan air.

Setiap kali ini pula, ada saja pihak-pihak yang disalahkan. Kritikan selalu mencuat setelah bencana terjadi. Untuk menghadapi kemungkinan bencana banjir, jadi lebih pilih mana antara kita bertindak preventif sebelum terjadi banjir atau evakuasi banjir setelahnya?

Masih banyaknya wilayah padat penduduk yang kumuh dan minimnya pengetahuan tentang menjaga kebersihan lingkungan menjadi beberapa faktor akan semakin sulitnya pengendalian akan banjir. Masyarakat ada juga yang belum sadar akan apa saja tindakan preventif yang perlu dilakukan.

Untuk mengatasi banjir memang diperlukan usaha dari pemerintah, contohnya ketika bencana banjir pernah jarang terjadi di Jakarta, hal itu dikarenakan ada perbaikan-perbaikan yang dilakukan. Seperti membangun waduk, melebarkan sungai, membetulkan saluran air bawah tanah yang tersumbat,  ataupun memperbaiki pompa air yang telah rusak. Peran pemerintah saja tidak cukup, akan tetapi perlunya partisipasi dari seluruh masyarakat.

Menurut opini saya, beberapa cara tindakan preventifnya dari sisi masyarakat adalah kita harus memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan, contoh yang paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah membuang sampah di tempatnya atau mengurangi penggunaan sampah plastik dan meningkatkan penggunaan barang-barang yang mudah di daur ulang.

Jika kita tinggal di daerah perumahan bersama orang banyak, ada kalanya kita bisa bekerjasama mengatur pembersihan saluran air di kanal-kanal di lingkungan rumah dan bisa juga menanam pohon di sekitar lingkungan rumah. Lalu hal yang terakhir yang mungkin bisa dilakukan tapi agak sulit adalah mengurangi polusi udara dengan cara menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi dengan beralih menggunakan transportasi publik.

Hal ini agar bisa menjaga cuaca tetap cerah. Sebenarnya belakangan ini banyak berita beredar akan adanya kehadiran mobil listrik, akan tetapi menurut saya masih lama untuk bisa diterapkan di Indonesia. Tapi jika kehadiran mobil listrik terlaksana sih, hal ini bisa sangat membantu untuk menurunkan tingkat polusi udara di Indonesia sehingga curah hujan pun rendah dan mencegah terjadinya banjir.

Kalau berdasarkan pengalaman masa lalu, persiapan lainnya yang dapat dilakukan sebelum banjir terjadi di rumah itu, yaitu ada beberapa orang yang meninggikan jalan di depan rumahnya, sehingga jika banjir besar terjadi air tidak masuk ke dalam rumahnya.

Kalau lebih waktu jaman saya masih kecil, teringat  ada beberapa pihak menyiapkan karung yang berisi pasir untuk berjaga-jaga dan biasanya karung pasir itu bisa diletakkan di dekat pintu rumah atau juga diletakkan di pinggir kali.

Semoga banjir tidak terjadi ya di tahun ini, jadi menurutku sendiri persiapan sebelum banjir itu adalah harus adanya kesadaran akan pentingnya kebiasaan dari masing-masing individu untuk menjaga kebersihan lingkungan. Pemerintah dan masyarakat harus saling bersinergi untuk mencegah terjadinya banjir.

Dari sisi pemerintah, beberapa contoh konkretnya telah disebutkan di paragraf atas dan mungkin perubahan-perubahan baik yang telah dilakukan pemerintah tetap bisa dilanjutkan oleh siapapun yang menjabat. Sekian opini dari saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline