Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
(Sumber: European Union, 2024)
2024 merupakan tahun penuntasan jabatan kerja Uni Eropa untuk Periode 2019-2024, pada permulaan bulan Juni ini Eropa kembali bergerak untuk menentukan kerja nya 5 tahun kedepan.
Situasi Eropa kali ini kembali menghangat dikarenakan ketika memasuki akhir bulan Mei hingga awal Juni, masyarakat Eropa memberlangsungkan pemilihan Parlemen Eropa. Memasuki kotak suara Masyarakat Eropa diiringi beberapa permasalahan yang mendera Masyarakat Eropa belakangan ini, mulai dari Perang Ukraina-Rusia hingga arus imigrasi semakin deras ke Benua Biru. Para negara raksasa Eropa seperti Jerman hingga Prancis mulai merasakan pergeseran kekuatan politik di negara nya masing-masing.
Pemungutan suara sudah berlangsung selama 4 hari berturut yang dimulai tanggal 4 Juni hingga 9 Juni 2024. prediksi hasil partai yang unggul juga sudah mulai terlihat di berbagai negara Eropa. Dimulai dari negara Prancis, Prancis merupakan salah satu negara besar dan memegang peranan krusial dalam menentukan arah Uni Eropa di percaturan politik dunia, akan tetapi perubahan kekuatan politik di Negeri Eiffel tidak terhindarkan yang dimana sang petahana Presiden Emmanuel Macron mengalami kemunduran politik bagi diri nya sendiri dan partainya. Berkurangnya kekuatan politik Macron sendiri sudah terlihat ketika beberapa waktu lalu Macron mengesahkan Immigration Bill yang dimana menurut para koalisi Partai Rennaisance Macron memberikan angin segar bagi Reli Nasional (RN) besutan Jordan Bardella yang berhaluan kanan ekstrem dan menguntungkan bagi Marine Le Pen untuk kontestasi pemilihan presiden tahun 2027 mendatang. Pada Pemilu Parlemen Eropa 2024 di Prancis menghasilkan kekalahan terbaru bagi Macron yang dimana Partai Rennaissance mengalami kekalahan cukup banyak dari Reli Nasional, kemenangan kanan ekstrem di Prancis memberikan sinyal keras bagi koalisi pemerintahan Macron yang dimana arah politik sayap kanan ekstrem di Prancis semakin mendekati hari H nya dimana isu imigrasi menjadi topik utama masyarakat Prancis yang telah mengalami dinamika yang cukup intens bahkan Reli Nasional berencana melakukan deportasi massal bagi para imigran di Prancis.
Negara Eropa besar lainnya yang mengalami hal serupa juga dialami oleh Jerman yang dimana peningkatan suara partai AfD (Alternative fur Deutschland) yang berhaluan sayap kanan ekstrem bahkan dicirikan menjadi ideologi neo-nazi baru lahir di Jerman. suara AfD menjadikan kedua tertinggi di Jerman setelah Partai Demokrat Kristen yang menjadi teratas di Parlemen Eropa Jerman, bahkan Partai Sosial Demokrat Kanselir Petahana Jerman Olaf Scholz juga mengalami penurunan suara yang signifikan sehingga menempati di urutan ketiga. Jerman juga mengalami hal yang sama yang dimana isu imigrasi menjadi topik perhatian utama pasca Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel membuka pintu yang besar kepada para imigran dengan suara lantang Merkel berucap Wir Schaffen das!. kemenangan sayap kanan juga terjadi di negara di Italia yang dimana Partai Brothers of Italy Perdana Menteri Giorgia Melonijuga meraih kemenangan di Italia setelah terpilih menjadi Perdana Menteri Italia di tahun 2022. akan tetapi untuk Parlemen Eropa nya sendiri poros Kanan Tengah masih yang terkuat yang di mana Partai EPP sampai saat ini menjadi Pole Position dalam meraih kemenangan untuk 5 tahun mendatang akan tetapi kemenangan yang diraih bagi sayap kanan ekstrem di berbagai negara Eropa jelas akan memberikan suara yang semakin lantang dalam proses pengambilan kebijakan Uni Eropa
Kemenangan sayap kanan di negara Eropa masing-masing pada Pemilihan Parlemen Eropa 2024 ini menggambarkan isu politik nasional menjadi penting dan sangat krusial, terutama soal imigrasi yang menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Eropa yang cenderung homogen secara sosio kultural, layak untuk dinantikan kiprah para sayap kanan ini menguasai parlemen di Negara Eropa yang jelas merupakan lawan yang tangguh bagi para petahana di lingkup eksekutif apakah pergeseran kekuatan politik dan pemilih sayap kanan yang semakin membesar akan menjadi halaman baru Eropa di masa depan?