Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengumumkan penyelenggaran pemilihan umum Inggris akan dihelat pada 4 Juli 2024. persiapan strategi untuk menggaet suara dipersiapkan oleh Partai Konservatif hingga sang rival abadi nya Partai Labour, salah satunya wacana program National Service, apakah rencana kebijakan yang matang?
Rishi Sunak sang petahana pada tanggal 26 Mei 2024 dalam Platform X milik nya mengumumkan rencana untuk menggelar program national service untuk negara nya. program national service merupakan program sama dengan wajib militer yang pada umumnya diwajibkan oleh negara-negara di dunia. national service pertama kali dicetuskan pasca perang dunia kedua oleh Clement Attlee Perdana Menteri Inggris periode 1945-1951, perdana menteri yang berasal dari Labour Party tersebut merumuskan National Service Act di parlemen dan mulai berlaku aktif pada Januari 1949 di masa damai pasca perang penerapan national service kala itu diikuti oleh jenis kelamin Laki-Laki yang berusia 18 tahun sampai umur 21 tahun dan bertugas selama 18 bulan di salah satu angkatan bersenjata inggris namun program ini dihentikan pada tahun 1963. (Parliament UK, 2024)
61 tahun telah berlalu di tahun 2024 Rishi Sunak kembali ingin menjalankan program tersebut dengan dalih masyarakat inggris harus menjadi bagian dalam kebanggaan menjadi warga negara Inggris. rencana Rishi Sunak ini akan menempatkan warga negara Inggris yang mengikuti program ini di bidang cyber security, logistik hingga operasi pelayanan sipil dalam program military training dan program community volunteering ini diisi berpelayanan di organisasi seperti National Health Service hingga pemadam kebakaran. eksekusi rencana national service ini akan dimulai tahun 2025 hingga 2029 mendatang.
program national service Inggris menurut opini penulis merupakan salah satu bentuk kewaspadaan Inggris dari ancaman pertahanan keamanan untuk Inggris sendiri, sebenarnya program wajib militer seperti national service ini sudah digalakkan di mayoritas negara eropa terutama negara anggota NATO dikarenakan bahwa kondisi di era kontemporer ini terjadi perubahan paradigma militer di sebagian besar negara Eropa, perubahan tersebut terjadi karena invasi Rusia kepada Ukraina tahun 2022 silam bahkan region negara-negara Eropa Utara pun sudah mulai bergerak cepat dalam merespons eskalasi yang bisa saja terjadi oleh Rusia seperti masuknya negara Finlandia dan Swedia untuk pertama kali nya bergabung ke NATO untuk Inggris sendiri sebagai salah satu negara kekuatan besar di Eropa wajib hukumnya untuk melakukan sebuah terobosan kebijakan bidang pertahanan, momen tersebut tepat pada penyelenggaraan pemilihan umum yang akan diadakan Juli mendatang yang dimana sang petahana memiliki platform yang jelas untuk memperkenalkan kebijakan-kebijakan yang akan diambil di masa pemerintahan yang akan datang.
Dapat dipahami bahwa wacana national service ini kembali diangkat oleh Rishi Sunak ditengah ketidakpastian kondisi geopolitik Eropa pasca invasi Rusia ditambah setelah hampir 60 tahun Inggris tidak ada program wajib militer membuat posisi Inggris bisa menjadi sangat riskan ditambah pengurangan angkatan bersenjata Inggris terus terjadi di era hegemoni Partai Tory jika terjadi gejolak keamanan di Eropa. Kepala Staf Angkatan Darat Inggris Jenderal Patrick Sanders juga secara implisit mengatakan bahwa Inggris membutuhkan komponen cadangan yang banyak jika perang meletus apalagi melihat kasus Ukraina bahwa tentara rakyat memiliki peran krusial di lapangan untuk mencapai kemenangan. wacana ini tidak serta merta langsung diterima secara baik oleh masyarakat Inggris, terjadi pro dan kontra ditengah masyarakat Inggris dalam merespon ide national service itu sendiri ditambah Labour Party juga mengkritik wacana tersebut dikarenakan biaya yang akan dikeluarkan untuk mendukung program tersebut sekitar 2.5 billion pounds. belum lagi narasi penghapusan angkatan bersenjata reguler yang ditunjukan kepada partai konservatif akibat ide national service ini.
dari segala pro dan kontra, satu hal yang pasti bahwa pemerintahan Rishi Sunak mengalami dilema dalam menyongsong periode kampanye sebelum pemilihan umum 4 Juli 2024 mendatang, yang jelas ide national service yang kembali digaungkan oleh Rishi Sunak belum tentu mendapatkan hasil positif dari segi elektoral untuk Partai Tory dalam menghadapi Partai Konservatif, belum lagi penolakan dari masyarakat terutama Generasi Z yang menjadi tulang punggung untuk program national service ini. di sisi lain dinamika global yang terus berkembang menuntut negara sekelas Inggris harus menjadi pioner di Benua Eropa dalam menghadapi segala ancaman dan tantangan pertahanan dan keamanan apalagi jika melihat negara-negara nordik yang terkenal dengan keamanan nya yang mapan justru makin kesini semakin gencar dalam menyelenggarakan wajib militer di negara masing-masing, belum lagi beban sejarah masa lalu bahwa Inggris merupakan Bangsa yang kuat dan disegani di militer dan telah melewati banyak periode peperangan. kebijakan luar negeri terutama soal pertahanan memang diperlukan sebuah hubungan sipil-militer yang obyektif dan seimbang demi tercapai nya sebuah tujuan yang sesuai dengan kepentingan nasional itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H