Lihat ke Halaman Asli

Penyiksaan Massal Anak-anak Tuhan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1393304853866404180

[caption id="attachment_297316" align="aligncenter" width="536" caption="Sumber Foto: www.merdeka.com"][/caption]

Bagi anak-anak, hidup tanpa orang tua sudah tentu sebuah derita. Panti asuhan manapun tidak akan bisa menggantikan kasih sayang orangtua yang seharusnya mereka dapatkan.

Tetapi apa yang terjadi dengan 30-anak di Panti Asuhan Samuel barangkali lebih dari penderitaan. Sebuah rumah di Summarecon Gading, Serpong, Tangerang, menjadi saksi bisu bagaimana mereka disiksa dengan keji oleh si pemilik panti.

Dipukul, ditampar dan diseret sudah makanan sehari-hari anak-anak yang rata-rata masih duduk di bangku SD itu. Bahkan beberapa dari mereka, ada yang pernah dikurung di kandang anjing, tidak diberi makan seharian, dilecehkan secara seksual dan sampai dibiarkan sakit hingga meninggal.

Namun, semua itu justru dibantah Chemuel, pemilik panti. Untuk menegaskan alibinya, Chemuel bahkan mengaku siap dihukum pancung jika hal itu terbukti. "Itu fitnah, saya siap dipancung," katanya kepada merdeka.com kemarin.

Meski kasus ini masih dalam penyelidikan polisi, sulit memang untuk memercayai penyangkalan sang pemilik panti. Sebab, pengakuan datang dari kepolosan anak yang menjadi korban sendiri.

"Saya pernah dikurung di kandang anjing selama sehari dari sore hingga pagi hari, karena saya suka kabur-kaburan dari panti," ujar J yang masih berumur 8 tahun saat ditemui di Kantor Lembaga Bantuan Hukum Mawar Sharon, di Jalan Sunter Boulevard, Jakarta Utara, kemarin.

"Sorenya saya dikurung, pagi-pagi baru dikeluarkan, tapi tidak dikasih makan," kata bocah kelas 1 SD tersebut.

Penyiksaan seharusnya tidak terjadi di panti asuhan manapun, terlebih yang menggunakan 'Samuel'. Dalam cerita Alkitab, Samuel adalah anak yang istimewa. Dia terlahir ketika ibunya, Hana, sudah divonis mandul.

Hana sadar betul bagi masyarakatnya mandul berarti aib. Terlebih, dia sudah dimadu oleh suaminya, Elkana, yang telah memiliki anak dari Penina, istri kedua.

Syahdan. Di sebuah bait suci, Hana berdoa terus menerus dan meminta kepada Tuhan seorang anak laki-laki, dengan nazar "akan menyerahkan anak itu kembali kepada Tuhan untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline