Lihat ke Halaman Asli

#4 - Capetown! (Part 1)

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekedar menjelaskan. Resolusi saya tahun 2012 ini adalah pergi ke 12 tempat wisata baru, baik domestik maupun internasional. Setelah Pulau Tidung, Teluk Kiluan, dan Bangkok. Ini dia perjalanan yang paling jauh, paling mahal, tapi paling seru! Tempat keempat : Capetown. Tempat kelima : Knysna - Plettenberg Yap.. Itu letaknya di Afrika selatan! Yes, this is my first time going to Africa! :) Why and How Kenapa Capetown dan kok bisa? Awalnya adalah karena kantor saya ada acara di Capetown. Mba Dina, salah satu istri teman kantor saya , Mas Agung, menjadi panitia di acara tersebut, sehingga si mas Agung ini tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia ikut pergi, tidak lupa membujuk teman-teman lainnya, termasuk saya, untuk ikut. Awalnya sata tidak mau karena itu MAHAL. Untuk bulan Mei, saya sudah berencana untuk pergi ke Derawan. Tapi setelah dibujuk secara intensif selama sebulan penuh oleh mas Agung dan mas Benny, akhirnya pendirian saya goyah. Setelah hitung-hitung alur kas untuk beberapa bulan ke depan dan mendapat restu dari ibu, hahahaha, saya menyatakan diri mau dan mampu pergi ke Capetown. Apa yang terjadi selanjutnya adalah magic. Untuk pengurusan visa, saya tidak bayar sama sekali, karena si mas Agung masih berhutang ke saya sebesar biaya pengurusan visa. Jadilah, via diurus tanpa saya mengeluarkan uang sesen pun, dan akhir Maret sudah keluar. Soal tiket, ini lebih magic lagi. Saya ingat betul itu hari Jumat ketika saya mengosongkan tabungan saya untuk membeli dollar US guna membayat tiket Qatar airways sebesar 1,181.9 USD di hari Senin. Jeng jeng. Lalu Sabtu siang ada kabar dari Mbak Lay bahwa di JCC, hari Sabtu - Minggu, ada travel expo dan SQ sedang ada promo untuk penerbangan Jakarta - Capetown sebesar 1,058 USD, bisa dicicil selama 6 bulan bunga 0% pakai kartu kredit BCA! Wow wow wow. Saya tidak punya kartu kredit BCA, jadi sempat kehilangan harapan. Tapi eh tapi kok bisa-bisanya mas Benny menemukan mas Mario, kawan kantor lain, yang rela meminjamkan kartu kreditnya untuk pembayaran.  Maka jadilah, saya membeli tiket dengan pembayaran dicicil 6 bulan via kartu kredit orang, dan uang dollar yang sudah saya tukar itu tidak jadi dipakai. Lumayan lah, investasi vallas :) Terimakasih sebesar-besarnya untuk mba Lay dan mas Mario. Tanpa dua orang ini, saya ga bakal pergi ke Capetown :) Setelah tiket beres, hari-hari berikutnya adalah benar-benar dipakai untuk merencanakan perjalanan sebaik mungkin. Mulai dari mencari penginapan, sewa mobil, pilihan aktifitas yang bisa dilakukan, dan tempat-tempat apa saja yang harus dilihat. Seru! Setelah browsing - browsing, kita melakukan beberapa persiapan penting : 1. Memesan Mobil Sekitar 500ribu rupiah per hari, mobilnya Audi A4. Itu tidak termasuk sopir dan tidak termasuk bensin. Kalau dibandingkan dengan ongkos sewa mobil Jakarta, hampir mirip lah. Mobilnya bagus pula, jadi kita golongkan itu sebagai murah :D Kita pakai rental mobil Budget. Servisnya cukup OK. Recommended. 2. Memesan Hotel Kita berencana untuk berada di sana selama 8 hari. Untuk tiga hari, kita berencana untuk jalan menyusuri Garden Route, dan menginap di kota yang dilalui jalur itu. Kita cuma book hotel yang untuk di Capetwon, sedangkan untuk hotel selama di Garden Route, diputuskan untuk mencari di sana saja. Untuk di Capetown, kita mendapat apartemen di daerah Seapoint, satu orang jatuhnya sekitar 220ribu rupiah per malam. 3. Bikin SIM Internasional Ini terkait dengan poin nomor 1, sewa mobil. Dari kita berempat, cuma saya yang tidak membuat sim Internasional. Sudah ada tiga orang yang menyetir, mengapa saya harus ikut ikut. Hahaha. Biayanya murah, sekitar dua ratus lima puluh ribu rupiah, cukup membawa fotokopi paspor, KTP, SIM yang berlaku. Cuma hotel dan mobil aja si yang sudah dibook dari Jakarta. Menurut saya sudah cukup. Untuk booking booking itu kita cari di Agoda.com atau Booking.com. Yang harus dicermati itu antara lain jumlah maksimum orang dalam satu kamar, perbandingan harga, dan juga review dari orang-orang yang pernah tinggal di situ. Berdasarkan pengalaman, rating yang ada di website itu benar-benar mencerminkan keadaan nyata. Day 1 - 12 May : The beginning of the fun stupidity! Yey yey, ini adalah awal perjalanan kita! Rute pesawatnya adalah Jakarta - Singapore - Johannesburg - Capetown. Pesawat dijadwalkan berangkat sekitar pukul 7. Kita sudah di Bandara sejak jam empat sore, menunggu di executive lounge karena kartu kredit BNI platinum (thanks Papa!). Sampai di Singapore dijadwalkan pukul sembilan malam dan pesawa ke Johannesberg pukul setengah dua pagi. Sepanjang menunggu boarding, beberapa masalah krusial dibahas, seperti bagaimana pengaturan tempat duduk di pesawat dan apa yang harus dilakukan sambil menunggu pesawat ke Johannesberg. Percayalah, topik ini sungguh penting dan membutuhkan energi untuk mendapat solusinya. Hahahaha.

Perjalanan lancar, tidak ada masalah dengan posisi tempat duduk. Begitu sampai di Singapore, kita memutuskan untuk keluar, mengambil kereta dan pergi ke Marina Bay Sands. Setelah perjalanan jauh yang dilengkapi dengan perdebatan ini itu, tanya ini itu, akhirnya kita berhasil sampai ke stasiun Marina Bay. Jeng jeng. Ternyata kalau mau ke Marina Bay Sands, turunnya buku di stasiun Marina Bay. Hahahaha. Jam sudah menunjukan pukul setengah 12 malam. Akhirnya kita memutuskan balik lagi ke bandara. Hahahaha. Ini perjalanan belum apa-apa udah tolol duluan. Begitu samapai interchange terakhir sebelum ke Bandara, ada pengumuman kalau kereta ke Bandara udah ga ada. Jeng jeng. Akhirnya kita balik ke bandara naik taksi. Hahahaha. Kita berempat cuma ketawa-ketawa aja. Semoga pas nyampe Capetown, kita udah sedikit lebih pintar dan ga nyasar di situ-situ aja. Hahahaha. Well, yang penting kita udah nyampe Marina Bay, walaupun cuma stasiun keretanya doang. *pembenaran* Hahahaha.

Day 2 - 13 May : Capetown!

Perjalanan dari Singapore ke Johannesberg itu sekitar 10-11 jam. Supaya tidurnya enak, setelah makan malam pada mesen wine. Saya tentunya juga ikut memesan. Waktu saya minta ke pramugaranya, doi bilang dengan tenang "I'm sorry, but you know we have this limitation of age to the passenger to have a wine..." Jeng jeng jeng. Hahahaha. Saya jutek di tempat, teman-teman saya yang lain cuma ngetawain saya. Awet muda :) Perasaan saya udah tidur, bangun lagi, tidur lagi, bangun lagi, masih belum sampai juga. Pesawat akhirnya mendarat di Johannesberg sekitar pukul tujuh pagi waktu setempat. Kita tidak turun, cuma menunggu di pesawat. Sekitar 45 menit setelah urusan ini itu, akhirnya pesawat berangkat menuju Capetown. Pemandangan sepanjang perjalanan dari J-berg (bahasa asik Johannesberg hehehe) ke Capetown dari pesawat saja sudah bikin deh-degan. Saya masih belum percaya sedang berada di atas benua Afrika. Begitu sampai di bandara, standardlah. Imigrasi, ambil bagasi, ambil uang di ATM dan kita ke tempat rental mobil untuk mengambil mobil yang akan dipakai selama kita di capetown. Kita memesan Audi A4. Tapi begitu sampai di tempat, ternyata dapatnya Chevrolet. Well, sama-sama mobil OK. Hahaha. Dari Bandara, kita segera menuju ke hotel The Capetonian. Dengan bantuan GPS, ga ada masalah yang berarti sih. Setelah check in, kita pada mandi lalu siap-siap jalan nganterin Agung ke hotel mba Dina, terus ke Table Mountain! Yey :) Table Mountain Table mountain adalah tempat yang HARUS kamu datangi kalau kamu ke Capetown. Ini gambar Table Mountain yang saya ambil dari google  untuk menjelaskan posisi kota Capetown dan Table Mountain.

Jadi, liat gunung yang rata di tengah? Nah itu namanya Table Mountain. Terus di sebelah kanan ada gunung lancip? Itu naman Lions Head. Bagian bawah sebelah kiri, itu Waterfront. Menuju ke Table Mountain, ada banyak pemandangan yang mengagumkan. Langit yang bersih, udara yang sejuk. Hiks. Benar-benar bikin saya ga bisa berhenti foto. Sistem pariwisata di Capetown memang OK punya. Petunjuk jalan yang lengkap dan ada pos Tourist Information membuat kita berhasil sampai ke lokasi Cable Car nya. Jadi untuk sampai ke atas Table Mountain, kita harus naik Cable Car, semacam kereta gantungnya gitu. Kalau mau hiking juga bisa loh. Tapi itu dingin banget. Pemandangan begitu sampai di atas benar-benar BAGUS! Kota Capetown terlihat cantik dari atas sini :D Kalo lagi Summber, sunset dari tempat ini pasti bagus banget.

Kita makan siang di sini. Ber empat, makan kenyang plus buka satu botol wine, total nya IDR 400rb. Hahaha. Murah amat yak.

Setelah makan, kabut turun, jadi yang tadinya cerah terang benderang, jadi gelap dan sejauh mata memandang cuma ada kabut. Kita memutuskan untuk jalan-jalan menyusuri table mountain. Seru, berasa ada di dunia fantasi antah berantah gitu. Hahaha.

Satu hal yang cukup membuat saya kagum dengan Table Mountain ini adalah infrastruktur dan fasilitas penunjuang yang yang OK, bersih, pelayanannya yang memuaskan dan keramahan orang-orang sekitarnya. Bahkan setukang parkinya pun OK. Waktu kita baru parkir, tukang parkirnya menghampiri kita. "Hello, my name is John, I will take a good care of your car. You wanna go up? Put on your jacket. It will be very cold up there."  Dan emang bener, di atas itu dingin banget. Untung kita diingetin sama si John. Kalau engga, mati beku lah di sana. Uang parkirnya sebesar 10 rand, itu sekitar 10ribu rupiah.

Oiya, pas datang, kita juga difoto sama petugasnya, terus pas kita mau pulang, ternyata foto kita sudah diolah menjadi tiga buah kartu post dan satu gantungan kunci dengan latar belakang Table Mountain, lengkap dengan CD foto dan satu map berisi keterangan tentang kota Capetown. Mapnya bagus loh. Harganya 200ribu. Kita ambil, karena menurut saya itu cukup setimpal dengan harga dua ratus ribu. Hehehe. Setelah puas bersenang-senang di Table Mountain. Kita baik ke Capetown menjemput mbak Dina untuk dinner di Waterfront. Ini semacam Mall di pinggir dermaga dengan pemandangan yang indah dan pilihan makanan yang banyak. Sayang ketika kita ke sana hujan, jadi ga bisa leluasa untuk memilih tempat makan yang outdoor. Beda sama Indonesia, walaupun dia di pinggir dermaga, tapi airnya bersih dan ga bau. Hahaha. Kalo di Jakarta entah kenapa yang saya ingat langsung Muarah Angke. Hahahaha.

Selain makan, di sana kita mencari SIM card yang bisa dipakai untuk internetan. Jadi Agung bawa dari Jakarta modem wifi. Ternyata ga susah mencarinya. Kita nemu di counternya Vodacom. Satu kartu harnya 200 Rand, setara dengan 220ribu, untuk internet kapasitas 2 Giga. Itu lebih dari cukup. Selama 8 hari di sana, kita semua bisa online dan BB-an dengan aman lancar sentosa :) Di sana kita makan di restoran San Marco. Pelayannya cantik, kayak Alicia Keys. Hahaha. Suasananya enak dan cukup nyaman, terlepas dari angin lautnya yang dingin ngin ngin. Porsi makanannya besar banget. Saya waktu itu cuma pesan pancake karena merasa masih kenyang dengan makan siang waktu di Table Mountain. Harga wine di sini kan murah, oleh karena itu kita tetap pesan wine dong. Hehehe.

Cheers for first day in Capetown! Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam waktu capetown, which is itu jam empat pagi waktu Indonesia. Pantesan saya berasa capek banget. Pulang ke hotel, langsung tertidur pulas. Kumpulin energi siap-siap untuk perjalan besok ke Knysna! Yey yey yey.. ______________ *Karena ini tulisan panjang banget, saya bagi-bagi jadi beberapa bagian ceritanya. Tagnya "Capetown Trip". Hehehehe.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline