Lihat ke Halaman Asli

Laurencia Livia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas AtmaJaya Yogyakarta

Prinsip-Prinsip Penulisan Digital yang Wajib Diketahui oleh Penulis

Diperbarui: 13 September 2021   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: www.bbc.com

Menulis merupakan sebuah medium bagi orang-orang yang tidak bisa menyampaikan sebuah cerita atau pesan secara gamblang. Atau bagi beberapa orang, menulis merupakan sebuah hobi yang kemudian menjadi pekerjaan yang menyenangkan. 

Tetapi, menulis menjadi sebuah pekerjaan yang sulit tidak sulit untuk dilakukan. Sama dengan kemampuan lain, dalam hal menulis, quotes ‘practice makes perfect’ juga berlaku. Jika kita berlatih terus-menerus untuk menulis, maka lama kelamaan kualitas tulisan kita akan semakin baik. Tentu saja hal tersebut memakan waktu yang tidak sedikit. 

Namun, berlatih terus-menerus tanpa mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam penulisan tidak akan cukup untuk membuat kemampuan menulis kita menjadi lebih baik. Maka dari itu, sangat penting untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip dalam penulisan khususnya penulisan digital, agar kemampuan menulis digital dapat meningkat dan kualitas tulisan menjadi lebih baik. 

Prinsip-prinsip dalam penulisan digital

Brian Carroll dalam bukunya yang berjudul ‘Writing for Digital Media’ menuliskan beberapa prinsip-prinsip penulisan untuk membantu mengembangkan skill menulis dan kualitas penulisan. Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang harus diketahui dalam penulisan digital: 

  1. Singkat, padat, dan jelas. Dalam penulisan digital, pembaca cenderung menyukai tulisan yang ringan dan tidak bertele-tele. Maka, buatlah tulisan yang ringkas, jelas, dan pastikan pembaca mendapatkan inti pesan yang disampaikan. 

  2. Pilihlah kata-kata yang tepat sesuai dengan deskripsi dari tulisan anda. Tidak bersifat ambigu.

  3. Gunakan kalimat aktif agar keseluruhan tulisan terlihat bernyawa 

  4. Memperindah tulisan dengan imajinatif penulis. Penggunaan analogi, majas simile dan majas metafora dapat membantu penulis, namun penggunaan majas tersebut juga dapat memperburuk dan membingungkan pembaca jika penulis tidak memahami betul penggunaan majas tersebut. 

  5. Konsistensi dalam penggunaan kata. Penggunaan kata atau diksi yang konsisten dapat menyeimbangkan kalimat, sehingga makna yang terdapat diawal dan akhir kalimat tidak berubah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline