Lihat ke Halaman Asli

Menyesal

Diperbarui: 24 Juni 2015   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jangan terlalu cepat percaya kepada mulut manis.
Selalu berdoa dan mohon hikmat bijaksana dalam berteman.


**

MENYESAL


Ketika aku menjadi pendatang baru,
Di negeri asing ini.
Aku seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa.
Aku tidak tahu bagaimana kehidupan sosial disini.


Orang-orang menyambut kedatanganku dengan senang,
Orang-orang melimpahkan perhatian dan kebaikannya.
Orang-orang menawarkan diri untuk menjadi teman.
Orang-orang menelpon menyapa dan menanyakan keadaanku.
Orang-orang mengajakku dengan lembut bersekutu bersama.
Orang-orang mengajakku makan bersama sambil sharing.
Melimpah ruah perhatian dan kasih tertuju padaku.
Betapa baiknya orang-orang di tempat ini, pikirku


Ketika aku menjadi bagian di dalam kelompok orang-orang ini,
Aku belajar mengenal, mendengar dan berkata-kata yang serupa
Yaitu bahasa diplomatis yang dipakai oleh orang-orang ini.
Aku bertumbuh menjadi dewasa dan tahu banyak hal.
Aku melihat permainan sandiwara,
salah menyalahkan, hakim menghakimi.
Aku mendengar tentang sejarah kehidupan masa lalu orang-orang,
Aku mulai berkata-kata sama jahatnya seperti orang-orang ini.


Hati nuraniku mulai berteriak
Jiwaku mulai berontak
Perasaanku mulai bergolak
Suaraku mulai serak.


Aku menyesal bertemu dengan orang-orang ini
Aku menyesal mengenal mereka.
Aku menyesal ikut-ikutan berkata-kata jahat,
Aku menyesal menganggap mereka teman,
Aku menyesal mempercayai orang-orang ini,
Aku menyesal ….


**

Salam Loveliness
Hessen, 22-09-2012

**

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline