Lihat ke Halaman Asli

Proyek Pembangunan Jembatan di Akhirat

Diperbarui: 18 Desember 2015   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Image: www.ugallery.com"][/caption]

Alkisah, penghuni neraka dan penghuni surga mengadakan permufakatan. Demi tetap terjalin tali silaturahmi dan agar kedua penghuni dapat saling kunjung mengunjungi mereka bersepakat untuk membangun sebuah jembatan yang menghubungkan antara kedua tempat itu. Tentu saja dengan menggunakan APBD masing-masing.

Disepakati juga bahwa pimpro yang akan mengawasi proyek pembangunan jembatan itu adalah para malaikat penjaga kedua tempat itu.

Dalam kontrak kerja dan hasil kick of meeting, disitu tertuang; baik penghuni neraka maupun penghuni surga diperintahkan untuk membangun jembatan dimulai dari tempat dimana mereka tinggal, sehingga titik temunya nanti di tengah.

Sampai dengan batas waktu yang telah ditentukan, pimpro bingung, ternyata hanya penghuni neraka yang sanggup mengerjakan pembangunan jembatan sesuai kontrak. Sedangkan, penghuni surga belum melaksanakan pekerjaan apapun. Boro-boro mulai tahap pembetonan, ground breaking aja belum.

Pimpro pun membentuk pansus yang terdiri dari kalangan malaikat juga guna menyelidiki permasalahan itu. Apakah terjadi kesalahan teknis ataukah ada indikasi tindak korupsi yang dilakukan penghuni surga yang menyebabkan proyek pembangunan itu terhambat.

Hasil penyelidikan yang diperoleh pansus: keterlambatan ternyata karena masalah teknis semata. Penghuni surga yang kebanyakan sewaktu di dunia berprofesi sebagai guru ngaji yang ikhlas, rohaniawan yang membaktikan pada kebajikan hidup, orang miskin yang sabar, dan orang jujur lainnya, jangankan mampu melaksanakan proyek itu, ngerti pun kagak.

Lantas, mengapa penghuni neraka sanggup menyelesaikan proyek itu sesuai schedulle?

Hehe... pantes aja. Di situ isinya orang-orang yang sewaktu di dunia berprofesi sebagai; kontraktor curang, pimpro mata duitan, pejabat korup yang lihai me-markup anggaran, anggota dewan yang jago loby anggaran dan pandai melakukan permufakatan jahat ngadalin rakyat demi keuntungan pribadi.

Sudah ah, ngantuk nih. Cerita ini hanya humor doang kok, gak ada maksud apa-apa.

Yo, mareee, yo....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline