Lihat ke Halaman Asli

Ketika Gayus Ditanyai Malaikat Munkar dan Nakir

Diperbarui: 16 Oktober 2015   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Image Source: wall.alphacoders.com"][/caption]

Gayus terkejut. Tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan bosnya. Bercandakah dia?

“Ayo lah, kali ini saja tolonglah Kami. Tolong keluarga Kami...”

“Tapi...”

Si Bos tetap memaksakan permintaannya, “Sepanjang hidup Kami sekeluarga, tak pernah sekalipun kami mematuhi permintaan ayah Kami. Inilah saatnya. Almarhum hanya berwasiat jelang kematiannya agar ada yang menemaninya tidur di dalam kuburnya. Hanya satu malam saja.”

“Tapi, Pak...”

Kembali Si Bos memotong, “Aku ngerti, aku ngerti maksudmu. Kami sekeluarga sudah merundingkan semuanya. Hanya Kamu orang yang bisa kupercayai untuk melakukan ini. Dan Kami telah sepakat akan memberimu lima ratus juta. Ayo lah, hanya malam ini saja. Jika Kamu menolak, Kamu telah menyakiti hatiku, menyakiti almarhum ayahku dan keluargaku.”

.....

Edhian! Wasiat edhian! Bos edhian! Keluarga edhian...! Gayus keluar dari ruangan bosnya sambil merutuk dalam hati. Urusan mati, urusan kubur, kok dipake mainan. Aku memang bukan koruptor seperti Gayus Tambunan yang uangnya milyaran, Aku hanya Office Boy di kantor ini, tapi mbok ya jangan disuruh-suruh seenaknya, Gayus semakin merutuk. Ikut dikubur menemani orang mati? Hiiiy... membayangkannya saja sudah merinding.

Tapi lebih edhian lagi omongan istrinya, saat Gayus pulang menceritakan permintaan bosnya itu. “Mas..., Mas..., hanya orang goblok yang gak mau menerima uang lima ratus juta itu. Jumlah segitu sangat besar bagi kita, Mas. Kita bisa beli rumah dan gak ngontrak lagi, kita bisa beli sawah di kampung. Sisanya masih banyak untuk ditabung.”

“Tapi...”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline