Lihat ke Halaman Asli

Heaven

Diperbarui: 23 Oktober 2015   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="http://abstract.desktopnexus.com"][/caption] 

Jika selama ini tulisan Saya menyiratkan Saya perempuan yang Gun berhati Roses (kok gak Bon Jovi aja sekalian?), kadang ngelantur mendekati Nunung OVJ, izinkanlah kali ini Saya menulis kata-kata dalam untaian kalimat puitis. Bukankah puisi memuliakan hati dan membuka tirai makna perasaan manusia?

Puisi merupakan pengkultusan realitas. Seperti Wordsworth pernah bilang dalam puisinya, bahwa Tuhan ada dalam batu, Tuhan ada dalam jerami, Tuhan ada dalam setiap benda. Nalar dan ketenangan adalah malaikat-malaikat pendamping saat engkau berjalan menyusuri dunia yang dibuat indah oleh cahaya kecerdasan.

Seharusnya puisi ini Saya publish sehari sebelum lebaran haji, karena tanggal 9 Dzulhijjah merupakan hari yang memiliki kenangan bersejarah dalam hidup Saya. Hari dimana Saya menemukan sebuah arti kehidupan yang sampai detik ini mewarnai semangat hidup saya. Hari dimana saya menemukan surga yang akan saya kisahkan dalam bentuk puisi ini.

Jika kita renungkan kehidupan ini dan melihat geliat perjalanan anak manusia di dunia ini, pernahkah terpikir apa yang ada dalam setiap kepala orang-orang yang berlalulalang itu? Yah, dalam setiap gerak yang ada, Saya yakin kalau kita semua sedang mencoba menuju surga dengan cara masing-masing.

Surga (bahasa Sanskerta: svarga), adalah suatu tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai tempat berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran agamanya. Bapak Ibu saya asli wong Purworejo, jadi lidah kami terbiasa menyebutnya dengan ‘suargo’.

Surga juga bisa berarti perjalanan ke dunia cahaya. Kata-kata surga merupakan sumber penghiburan dan pengharapan terbesar bagi umat manusia kepada Tuhannya. Kata surga sangat menyejukkan dalam kepenatan, surga akan menjadi penghibur di dalam duka-cita dan kesukaran. surga sangat identik dengan segala sesuatu yang indah dan menyejukkan hati nurani......

Si mbak iki ngelantur kemana-mana, terus puisinya kapaan....? Hehe... sory man, sampe lali aku. Baiklah..

untuk kesekian ribu langkah kaki

melakukan pencarian dalam hidup

terpaku dalam penantian sebuah jawaban

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline