Saya yakin tulisan dan analisa tentang makna di balik perayaan kemerdekaan Indonesia yang jatuh sekitar 2 jam lagi dari sekarang telah sangat banyak sekali muncul setiap tahunnya, dan saya yakin demikian pula tahun ini. Masyarakat ber’pesta besar’ di Seluruh Indonesia,untuk merayakan dan memperingati hari kemerdekaan indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 1945, dan yang wajib upacara esok pagi bersiap mengikuti upacara peringatan dan pembacaan teks proklamasi yang mengingatkan kita ke detik detik kemerdekaan bangsa Indonesia.
Sepanjang yang saya ingat saat mengikuti pelajaran Pancasila (Sekarang PPKn) dan Penataran P4 (well, im old enough now :), beberapa makna Proklamasi Kemerdekaan Bagi Bangsa Indonesia yaitu :
- Puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan memperjuangkan kemerdekaan.
- Sebuah pernyataan yang berisi tentang keputusan Negara Indonesia untuk membuat atau menetapkan aturan hukum nasional Indonesia dan menghapus arturan hukum colonial (Sudut Pandang Hukum),
- Sebuah pernyataan negara Indonesia yang melepaskan diri dari penjajahan dan membuat atau membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,bebas, dan berdaulat (Sudut Politik Ideologis),
- Proklamasi adalah sebuah alat hukum internasional untuk menyatakan kepada seluruh rakyat indonesia dan seluruh dunia, bahwa Indonesia dapat mengambil nasibnya ke dalam tangannya sendiri untuk memegang seluruh hak kemerdekaan.
- Proklamasi merupakan sebuah lampu mercusuar yang selalu menunjukkan jalannya sebuah sejarah, memberikan inspirasi, dan banyak motivasi motivasi dari perjalanan bangsa Indonesia di segala keadaan.
Sehubungan dengan itu, tanpa bermaksud menyampaikan sikap skeptic dengan perayaan-perayaan yang saya lihat di berbagai pelosok nusantara, sampai saat ini saya mencari benang merah antara ke 5 makna Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan oleh Bp. Soekarno – Hatta tersebut dengan perayaan yang dilakukan di tengah masyarakat kita mulai lomba-lomba makan krupuk, lomba karnaval, sampai dengan sepakbola para bapak yang meminjam daster sang bunda saat bertanding.
Kreatif dan memunculkan semangat kebersamaan, itu sudah pasti, dan dari sudut penilaian itu saya sangat mengapresiasi kegiatan-kegiatan tersebut mampu membentuk solidaritas dan kekompakan antar warga. Namun lagi-lagi sebuah pertanyaan besar yang seringkali muncul di pikiran saya, cukup efektifkah perayaan-perayaan tersebut dengan makna perjuangan dan menjadi motivasi bagi kita di masa kekinian.
Baiklah, dalam kerangka bentuk apapun, saya ikut optimis perayaan yang dilakukan apapun bentuknya pastilah menjunjung tinggi arti kata kemerdekaan sebagai bentuk rasa bersyukur atas segala yang kita nikmati saat ini. Namun saya masih konsisten dengan pertanyaan saya sebelumnya, dimana letak Sang 'benang merah" nya ?
Kalau sedikit kita mengingat masa 70 tahun yang lalu dimana para pejuang berani mempertaruhkan nyawanya hanya untuk membela negara Indonesia agar terbebas dari segala penjajahan, tentu menjadi hal yang mencegangkan jika 2 hari yang lalu kita mendengar kekispruhan yang mengakibatkan kematian dan kekisruhan hanya dikarenakan beda pendapat akibat sengketa pilkades di daerah kramatwatu (http://news.okezone.com/read/2015/08/15/340/1196776/kisruh-pilkades-dua-kampung-tawuran). Membayangkan arti kata “perjuangan” dua peristiwa yang terpaut 70 tahun silam tersebut tentu memang tak sebanding dan sangat memprihatinkan. Saya tidak akan ikut-ikutan mengupload foto para korban tewas dan luka-luka yang mengenaskan dalam peristiwa tersebut dan tak akan melakukan analisa mengapa dua kampung yang dekat dengan tempat tinggal saya itu seringkali berseteru sejak tahun 1990, tapi sekali lagi, saya tengah mencari sang ‘benang merah’ tadi bukan?
Sekarang saya beralih pada topik lain dan melirik tajam kepada Mr. DOLAR yang saat saya menulis malam ini makin menguat dan menembus angka 13,832 (Beli) dan Rp 13,694 (Jual). Luar biasa, setelah reshuffle kabinet Pak Jokowi, sepertinya kenaikan ini menjadi ‘kado istimewa’ dalam peringatan kemerdekaan kita kali ini. Daging yang saya masak sebagai rasa syukur kehadirannya kembali di pasar pun akhirnya terasa sekam di mulut saya.
Saya tertegun….
Di saat saya menonton liputan TV tadi sore di berbagai daerah dan melihat dokumentasi wajah-wajah penuh keceriaan yang mewarnai up date di wall facebook yang saya scrolling malam ini merayakan Hari Kemerdekaan, maafkan jika saya (lagi-lagi) bertanya dalam hati…sempatkah dalam keceriaan lomba-lomba tersebut terpikirkan oleh kita nasib bangsa kita saat ini dan di masa depan nanti?
Saya mungkin terlalu jauh menganalisa, dan saya yakin saya terlalu serius berpikir malam ini. Namun semoga saja pikiran saya ini sama dengan sahabat-sahabat se-antero nusantara yang tengah merayakan HUT RI Ke 70 ini untuk kemudian teringat untuk melakukan kontempelasi sejenak jangan sampai kehilangan makna kemerdekaan itu sendiri.
Begitu pentingnyakah kotempelasi ini kita lakukan hari ini ? Bagi saya pribadi makna hari kemerdekaan adalah awal terwujudnya harapan-harapan baru yang harus membuncah, dan dalam makna yang lebih luas bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mewujudkan kesejahteraan rakyat, menjaga keamanan seluruh warga dalam lindungan Allah SWT dan sistem hukum yang adil dan kokoh, dengan tentu saja keseriusan serta keberanian dalam menempuh jalan pembangunan yang akan berdampak luas dan positif bagi bangsa Indonesia.