Lihat ke Halaman Asli

Tunggu Aku Hari Sabtu

Diperbarui: 25 Juni 2015   09:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Tunggu aku hari Sabtu,” katamu.

Aku duduk di tepian kayu-kayu lembab bekas hujan semalam, menengok sesekali, atau hanya memainkan rerumputan dengan butir-butir kristal air hujan.

Entah sudah berapa tengokan yang ku habiskan untuk membunuh waktu, tapi ku yakin ini menghasilkan. Meski berapa banyak pesan singkat yang telah dikirim tanpa balasan.

Aku duduk di tepian kayu-kayu yang kini mengering terbakar sengat matahari, menengok berkali-kali, atau memandang kosong ke rerumputan dengan campuran tanah-tanah merah.

Entah sudah berapa rerumputan yang ku cabuti untuk membunuh waktu, tapi ku yakin ini menghasilkan. Meski berapa banyak telepon yang telah ditujukan tanpa jawaban.

“Tunggu aku hari Sabtu,” katamu.
Dan aku tetap menunggu, entah ini Sabtu keberapa kalinya.

―@lauradamerosa

Tulisan juga dapat dilihat di http://lauradamerosa.tumblr.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline