Lihat ke Halaman Asli

laura angelina

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

Tantangan Budaya Indonesia di Tengah Arus Globalisasi

Diperbarui: 31 Maret 2024   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Arus globalisasi merupakan proses integrasi ekonomi, sosial, politik, dan budaya di seluruh dunia yang semakin terhubung dan saling terkait. Globalisasi telah mempercepat pertukaran informasi, ide, teknologi, barang, jasa, dan budaya di antara negara-negara di seluruh dunia. Secara kultural, globalisasi juga berdampak pada kebiasaan baru di dalam sebuah lingkungan masyarakat. Pemikiran barat, budaya barat yang berkembang di Indonesia hari ini merupakan salah satu bentuk dari dampak arus globalisasi. Remaja saat ini lebih bangga mendengarkan lagu-lagu modern yang diciptakan oleh orang luar seperti Korea, Inggris, Amerika dan sebagainya daripada mendengarkan musik yang berasal dari Indonesia seperti musik keroncong. Beberapa orang lebih menyukai pakaian model dari luar negeri karena tren fashion yang sedang populer di dunia internasional dibandingkan dengan pakaian dari dalam negeri. Mereka memiliki persepsi yang menganggap bahwa sesuatu yang lokal adalah suatu hal yang kuno sedangkan sesuatu yang datangnya dari luar atau barat adalah sesuatu yang modern. Akan tetapi belum tentu sesuatu yang modern tersebut sesuai dengan budaya Indonesia. Hal tersebut memberikan bangsa Indonesia tantangan budaya yang perlu untuk dihadapi, mari kita telaah beberapa tantangan yang muncul akibat dari arus globalisasi

1. Hilangnya Identitas Budaya Indonesia:

Hilangnya Identitas budaya Indonesia merupakan salah satu tantangan dari arus globalisasi yang perlu untuk diwaspadai. Globalisasi dapat menyebabkan masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, kehilangan identitas budaya mereka karena terpapar pada budaya luar yang lebih dominan daripada budaya lokal. Budaya luar tersebut masuk ke dalam berbagai aspek kehidupan, mengancam keberlangsungan dan keragaman budaya Indonesia. Hilangnya Identitas budaya Indonesia dapat memberikan dampak yang cukup besar diantaranya :

a. Hogomenisasi budaya,  dimana nilai-nilai dan tradisi lokal semakin terpinggirkan dan terlupakan yang kemudian tergantikan oleh budaya luar.

b. Perubahan gaya hidup, globalisasi memberikan perubahan pada gaya hidup masyarakat Indonesia dalam segala aspek seperti pola konsumsi makanan, pakaian, musik, dan hiburan luar turut menggantikan budaya Indonesia.

 

2. Penyimpangan nilai budaya Indonesia.

Arus globalisasi memiliki dampak yang signifikan pada penyimpanan nilai budaya Indonesia. Di satu sisi, globalisasi dapat memberikan akses yang lebih luas terhadap teknologi dan informasi yang dapat digunakan untuk mendokumentasikan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Namun, di sisi lain, arus globalisasi juga membawa tantangan dalam hal pelestarian budaya, seperti perubahan nilai budaya, budaya Indonesia dapat terkikis karena masuknya budaya asing yang lebih dominan, hal ini menyebabkan penurunan pemahaman dan kepedulian terhadap kelestarian budaya Indonesia. Selain itu munculnya modernisasi dan urbanisasi yang dapat menghilangkan kearifan lokal karena masyarakat beralih ke gaya hidup yang lebih modern yang dimana hal tersebut terkadang menyimpang dari budaya Indonesia.

 

3. Pelecehan Budaya Indonesia

Pelecehan budaya menjadi salah satu tantangan dari arus globalisasi terhadap budaya Indonesia, yang dapat terjadi ketika budaya suatu bangsa dieksploitasi, disalahgunakan, atau dikomersialisasikan tanpa memperhatikan nilai-nilai, makna, dan keaslian budaya tersebut. Dalam konteks Indonesia, pelecehan budaya dapat terjadi dalam beberapa bentuk, baik dalam bentuk komersialisasi budaya maupun penyalahgunaan simbol-simbol budaya untuk kepentingan tertentu. Berikut ini penjelasan lebih detail mengenai kedua aspek pelecehan budaya tersebut:

        a. Komersialisasi Budaya:

Komersialisasi budaya terjadi ketika elemen-elemen budaya, seperti musik tradisional, tarian tradisional, pakaian adat, seni rupa, atau kerajinan tangan, dijadikan sebagai objek komersial tanpa memperhatikan nilai-nilai budaya asli yang terkandung di dalamnya. Contohnya, batik, ukiran dan anyaman yang merupakan warisan budaya Indonesia yang sangat kaya, sering kali dijadikan sebagai motif pakaian yang dijual secara massal dalam industri fashion. Namun, dalam beberapa kasus, motif batik tradisional diubah atau dipasarkan tanpa memperhatikan nilai-nilai budaya asli yang terkandung di dalamnya.

       b. Penyalahgunaan Simbol-simbol Budaya:

Penyalahgunaan simbol-simbol budaya terjadi ketika elemen-elemen budaya, seperti simbol-simbol keagamaan, tradisi adat, atau warisan budaya lainnya, digunakan secara tidak sesuai dengan makna aslinya atau tidak etis, hal ini dilakukan untuk kepentingan tertentu, seperti politik, komersial, atau hiburan. Contohnya penggunaan pakaian adat suatu suku atau etnis sebagai kostum pesta tanpa memahami atau menghargai makna dan sejarah di balik pakaian tersebut.

Dalam menghadapi tantangan diatas bangsa Indonesia memerlukan beberapa strategi yang dapat diimplementasikan diantaranya ;

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline