Lihat ke Halaman Asli

Jangan Marahi Aku!

Diperbarui: 29 November 2017   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak yang jahil atau usil apalagi nakal, sering membuat jengkel orang tuanya. Bahkan, kadang-kadang orang tua sering lepas kontrol dalam menangani anak yang mempunyai temperamen seperti ini. Sebaiknya, para orang tua janganlah dan tidak langsung memarahinya. Tetapi berilah nasehat kepada anak. Para pemimpin yang sukses, pada masa kecilnya sering membuat ulah yang tak beraturan serta menjengkelkan pada orang-orang di sekitarnya. Perlu para orang tua ketahui bahwa masa tumbuh kembang anak ada tahapnya. 

Ketika masa golden age, masa anak-anak baru mengumpulkan semua pengalaman, jadi jangan langsung dimarahi karena dapat menghambat sisi kreativitasnya anak. Daripada para orang tua menegur anak yang sedang jahil, usil maupan nakal karena ulah tingkah lakunya yang menjengkelkan lebih baik berilah dia nasehat serta wawasan yang dapat dimengerti oleh anak yang menghasilkan serta membuahkan hal yang positif terhadap anak.

Seorang anak yang berusia di bawah tiga tahun dengan gerakan yang aktif (suka jahil, usil apalagi nakal) justru menunjukkan kecerdasan motorik halusnya. Kemampuan motorik halus yang dilakukan anak seperti mengancing baju, membungkus kado atau menyusun benda-benda secara detail. Jadi, janganlah langsung memarahinya, tapi sejenak biarkan dulu. Selama aktivitas yang dilakukan anak tidak membahayakan jiwa dan lingkungan di sekitarnya. Anak yang terlalu aktif, juga belum tentu nakal. Tetapi kemampuan motorik kasarnya sedang berkembang seperti melompat, berjalan dan aktifitas fisik lainnya.

Janganlah setiap orang tua selalu memarahi anak, sebab tumbuh kembang anak di mulai dari masa-masa hal yang seperti itu. Para orang tua juga harus mengerti kegiatan anak, memberi nasehat anak, membimbing serta memberi kasih sayang kepada anak agar anak tumbuh berkembang dengan baik untuk masa tumbuh kembangnya kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline