Lihat ke Halaman Asli

PT. KA, Mengatasi masalah dengan masalah

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang lucu saya tonton di MetroTV, petang kemarin. Masyarakat pengguna jasa Kereta Api bentrok dengan satuan pengamanan PT. KA yang hanya beberapa orang. Aksi saring dorong, maki hingga saling lempar. Para penumpang yang didominasi laki-laki itu, akhirnya 'menang', petugas keamanan PT. KA tak mampu menenangkan massa. Bermula ketika PT.KA mengeluarkan kebijakan melarang penumpang duduk di atas gerbong atau mergelayutan di pintu.

Petugas keamanan PT. KA ciut nyalinya melihat kegarangan penumpang tersebut. PT.KA berencana menertibkan penumpang, tapi dengan menggukan metode yang salah. PT. KA hanya melihat permasalahan yang kasat mata, yaitu banyak penumpang naik ke atas gerbong, dan tidak bayar tiket. Padahal, akar utama permasalahan bukan itu. Ketiadaan gerbonglah yang memaksa penumpang berbuat nekat.

Apa pihak KA sendiri tidak pernah berpikir, kenapa penumpang ngotot dan memaksa duduk di atas gerbong?, apa semata-mata karena tidak mau bayar ongkos?. Saya rasa tidak. Seandainya kapasitas gerbong mencukupi, rasanya aneh jika rakyat rela mempertaruhkan nyawanya dengan bergelayutan di pintu, diatas gerbong dll.Memaksa penumpang turun dari gerbong hingga ke penyemprotan cairan berwarna membuat efek malu bukanlah solusi yang tepat.

Kereta Api sebagai sarana angkutan masyarakat ekonomi menengah kebawah harusnya mendapat perhatian serius dan khusus. Sebab, pengguna moda angkutan ini lebih banyak dibanding dengan angkutan lain. Pemerintah DKI mungkin tak pernah membayangkan bila ribuan pengguna jasa Kereta Api ini beralih menggunakan motor, mobil dll. Kemacetan, pemborosan BBM hingga semakin rawanya kecelakaan lalulintas akan semakin meningkat.

Di negara tetangga, sebut saja Malaysia, Korea, Jepang, Singapur, Kereta Api menjadi sarana transportasi utama. Kenderaan pengangkut massal ini lebih dipilih oleh masyarakat kota disana. Selain murah, tepat waktu juga nyaman. Semua kota-kota satelit dihubungkan dengan jalur Kereta Api. Bepergian di malam hari pun, rasanya tak jadi masalah, dijamin aman dan nyaman. Selain menambah gerbong, solusi lain, mungkin dengan menambah jalur kereta. Anehnya, banyak jalur kereta yang semenjak jaman dulu sudah ada kini, malah hilang. Tidak mustahil jika kemacetan di ibukota akan teratasi hanya dengan perbaikan sarana Kereta Api.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline