TKI yang merupakan pahlawan devisa bagi Pemerintah Indonesia, ternyata punya wujud nyata dalam mengentaskan kemiskinan di daerah asalnya. Kemiskinan yang tak tersentuh oleh Pemerintah membuat para TKI asal Ngawi tersentuh hatinya untuk membantu.
Seorang Warga miskin yang juga penyandang cacat mata sebelah dan juga penderita Kusta yang hidup dengan satu orang anak yang masih duduk di bangku SMP , menempati rumah tidak layak huni , yang berukuran 2x 4 dan terbuat dari baner bekas telah mengetuk hati para TKI asal Ngawi . Walaupun dalam kesehariannya para TKI ini hidup di luar negeri tetapi masih punya kepedulian dengan kampung halamannya. Dengan berswadaya para TKI ini melakukan bedah rumah untuk Tur Pujianto.
Inilah salah satu contoh bentuk kegiatan positif dari para TKI yang lebih mengutamakan kegiatan beramal dari pada untuk kegiatan yang kurang penting lainnya.Kegiatan para TKI ini seharusnya juga menjadi pembuka mata bagi Pemerintah Daerah untuk lebih peduli pada masyarakat miskin agar tidak ternjadi ketimpangan social yang menyolok. Pemerintah Desa tidak boleh lagi cuek dan tidak peduli dengan warganya. Selain pembangunan fisik desa pembangunan mental dan pengentasan kemiskinan harus diutamakan. Seperti yang dialami Tur Pujianto dari desa Beran Ngawi ini, semestinya anak dari Tur Pujianto yang masih sekolah di bangku SMP mendapat santunan sekolah gratis, beserta dengan keperluan sekolahnya. Mengingat keadaan Tur Pujianto sendiri adalah penyandang cacat mata dan penyakit Kusta, seharusnya Tur juga bisa mendapatkan pengobatan gratis untuk penyakit yang disandangnya hingga sembuh total dan mampu berkarya secara mandiri.
Keadaan rumah kurang sehat yang telah dihuninya bertahun-tahun harusnya telah mendapat perhatian dari Pemerintah Daerah tahun-tahun yang lalu, tetapi untunglah para TKI asal Ngawi ini lebih peduli pada mereka. Semoga hal ini menjadi pemicu bagi kita semua, Pemerintah Daerah dan juga bagi TKI dari daerah lain untuk bersama-sama memerangi kemiskinan dan kesenjangan social di seluruh pelosok Indonesia. Dan semoga amal ibadah para penggerak mendapat pahala yang sebesar-besarnya.
Ngawi, 14 September 14, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H