Lihat ke Halaman Asli

latifatul azizah

Mahasiswa Universitas Airlangga

21 Juni Hari Musik Sedunia, Apa Relevansinya dengan Zaman Saat Ini?

Diperbarui: 24 Juni 2022   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.freepik.com

Musik, siapa yang tidak mengenal salah satu bentuk karya ini di zaman modern saat ini. Tepat pada hari Selasa, 21 Juni 2022 menjadi peringatan Hari Musik Sedunia atau World Music Day. Peringatan ini pada mulanya diluncurkan oleh Perancis pada tahun 1982. Di sejumlah negara, World Music Day menjadi hari yang selalu dirayakan secara besar-besaran. Tak terkecuali di Perancis yang bahkan menjadikan hari tersebut sebagai hari libur nasional [1].

Walaupun peluncuran hari peringatan ini diusung oleh Perancis dan menjadi hari besar di sejumlah negara, tetap saja hari tersebut merupakan peringatan sedunia. Hal tersebut berarti seluruh negara dapat merayakan untuk menghormati para musisi di seluruh dunia. 

www.cnnindonesia.com

Indonesia pun tidak tertinggal. Pada 21 Juni 2021, Kraton DIY menggelar Royal Orchestra. Acara tersebut menjadi peluncuran resmi Royal Orchestra dengan pementasan pertama yang dilaksanakan di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran. Namun, sayangnya hari tersebut bertepatan dengan adanya pandemi yang mengharuskan pembatasan tamu undangan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Oleh karena itu, masyarakat umum dapat menyaksikannya melalui live streaming melalui kanal YouTube Kraton Jogja [2].

Selain perayaan yang diadakan besar-besaran, peringatan ini bisa dilakukan secara kecil-kecilan juga. Saat bersama keluarga, misalnya kita bisa memanfaatkan waktu untuk bernyanyi bersama atau menikmati musik dengan diselingi senda gurau bersama keluarga. Selain itu, beragamnya genre musik membuat kita semua yang memiliki selera berbeda-beda dapat memutar musik sesuai selera kita. 

Apalagi saat ini perkembangan industri hiburan, budaya, dan teknologi juga semakin mempermudah masyarakat dalam mengaksesnya. Bahkan, tanpa perlu kita berusaha menyalakan musik, di tempat tertentu kita bisa mendengarkannya dengan cuma-cuma. Misalnya, saat kita berada di kafe, tempat makan, transportasi umum, atau tempat umum lainnya, kita biasanya sudah disambut dengan iringan musik yang memang sengaja dinyalakan agar kita tidak merasa bosan. Hal ini memperkuat stigma bahwa mendengarkan musik menjadi cara yang efektif dalam menghilangkan rasa bosan. 

Jika ingin menjelajahi dunia permusikan, kita juga dapat berpetualang memutar musik dari budaya atau negara lain. Namun, pastinya tanpa mengurangi rasa cinta terhadap musik dalam negeri. Kita juga bisa menikmati panorama musik yang ditawarkan oleh dunia. Bahkan, kita bisa menambah wawasan berupa kosa kata asing. Lalu, rasa penasaran yang ada membuat logika kita berpikir mencari tahu makna yang terselip di setiap untaian lirik. Selain itu, kita juga dapat menganalisis bagaimana karakteristik musik dari setiap budaya atau negara yang berbeda.

Dewasa ini, banyak sekali platform yang menjadi akses dan media untuk memasarkan produk dari industri musik antara lain Tik-Tok, Instagram, Spotify, YouTube, dsb. Melalui platform-platform tersebut, sangat mudah dijumpai musik yang viral bahkan sampai mendunia. 

www.cnnindonesia.com

Salah satu contohnya adalah lagu berjudul "Every Summertime" karya Niki Zefanya asal Indonesia yang rilis tahun 2021. Lagunya sangat enak untuk dinikmati dan selow membuat para pendengar merasa tenang. Lagu ini bahkan sudah pernah dibawakan di festival musik Coachella 2022 yang diadakan di California pada 18 April 2022 lalu. Dengan demikian, Niki menjadi musisi Indonesia pertama yang tampil di Coachella [3].

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline