Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Papa dan Ayah Special Part] Anak Tunggalku, Belahan Jiwaku

Diperbarui: 6 Desember 2019   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Anak Tunggalku, Belahan Jiwaku


-Fragmen si Kembar

"Pa, Ayah mana?" rajuk Silvi seraya menarik-narik lengan baju Adica.

Pria yang terlahir dua puluh menit setelah Calvin itu menoleh malas. Menatap Silvi jengah. Bukan, bukan karena anak cantik itu menarik-narik bajunya. Tetapi karena Silvi terus mencari Calvin, padahal di sini ada Papanya.

"Ayahmu belum pulang. Mana Papa tahu dia kemana?" jawab Adica setengah hati.

Silvi mencibir. Dia tak puas dengan jawaban Papanya. Mata birunya berkilat.

"Biasanya, kan, Ayah yang di rumah! Kok ini kebalikannya?"

"Silvi, jangan tanya-tanya terus. Bikin Papa tambah stress."

Bibir gadis kecil itu mengerucut. Kesebalannya meningkat berkali lipat. Alih-alih membuatnya tenang, Adica malah menambah beban perasaan Silvi.

Deru mobil terdengar di halaman. Walau sangat mengenali bunyinya, Adica tak beranjak. Justru Silvi yang berteriak kegirangan. Ia menatap miris punggung Silvi yang berlari menjauh ke teras depan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline