Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Papa dan Ayah] Jam Dinding Tertawa

Diperbarui: 13 November 2019   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Opus 2

Jam Dinding Tertawa

-Fragmen si kembar

Dinding putih mengejeknya. Gelas minum tersenyum meremehkan. Meja, sofa biru laut, dan kisi-kisi jendela menertawakan pria tampan bermata sipit yang terkapar di ranjang. Selang oksigen menempel di hidungnya. Si pria berpiyama rumah sakit ingin sekali melepaskan benda kehijauan itu.

Pria lain, yang memakai jas hitam rapi, menarik bangku ke dekat tempat tidur. Ditatapnya saudara kembarnya penuh keprihatinan. Calvin benci tatapan Adica.

"Aku...tak suka...dikasihani." Calvin berkata lambat-lambat, seolah tengah berbicara dengan anak down syndrome.

"Ya. Aku tahu. Aku tidak mengasihanimu, hanya menyesali kebandelanmu."

Mata Calvin berkilat. Siapa yang bandel? Siapa yang akan menolong Silvi di hari pertama penebalan endomitriumnya?

"Harusnya tadi pagi kamu memanggilku," sesal Adica.

Calvin tersenyum sinis. "Silvi berteriak-teriak memanggilmu, tapi kamu lebih mementingkan salindia presentasi."

Adica tercenung. Sorot mata Calvin seakan menyalahkan. Benarkah dia telah seegois itu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline