Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Jadilah Princess, Lepaskan Cadarmu

Diperbarui: 3 November 2019   08:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

-Calvin & Silvi

Pria berjas hitam itu bangkit berdiri. Seluruh tubuhnya pegal. Inilah efek tidur semalaman di ranjang rumah sakit. Sesosok wanita tua namun tetap cantik, terbaring di ranjang sebelah.

"Kamu mau kemana?" tanya si wanita.

"Ada seseorang yang harus aku temui, Ma."

"Pasti gadis itu lagi..." desah wanita itu, menatap langit-langit putih dengan kedua matanya yang telah sehat kembali.

"Mama bisa kutinggal sebentar, kan? Toh hari ini Mama sudah bisa pulang. Biar kuminta supir mengantar Mama."

"Calvin, Mama ingin kamu menemani Mama di sini. Cuma kamu yang Mama punya. Pada siapa lagi Mama bersandar selain padamu?"

Calvin mendesah. Dibelainya rambut putih wanita sosialita itu.

"Ma, selamanya Hellena Roselina akan jadi Mamaku. Tapi, aku ini hanya satu. Aku harus dibagi-bagi. Mama mengerti, kan?" jelas Calvin lembut, amat lembut.

Nyonya Rose tergugu. Menutup wajahnya dengan bantal. Namun, ia turunkan kembali bantal putih itu saat Calvin mencium keningnya.

Lima menit berselang, Calvin berjalan cepat meninggalkan rumah sakit. Langkahnya surut di depan gerbang sekolah luar biasa. Mata sipitnya menangkap kelebatan rambut panjang milik seorang gadis. Nampak gadis itu menggeram marah, lalu menarik kunciran rambut temannya. Teman si gadis menjerit kesakitan. Helai-helai rambut terlepas dari ikatannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline