Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Malaikat, Lily, Cattleya] Lily Berguguran

Diperbarui: 27 September 2019   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Bermuda Easter Lily (www.thebermudian.com)

Lily Berguguran

Ayunan tanganku menghantam punggungnya. Satu, dua, tiga, empat, lima kali pukulan bertubi-tubi kulayangkan pada malaikatku. Kutangkap ketegaran di raut wajahnya. Tak sekali pun ia mengeluh, marah, atau menampakkan tanda perlawanan. Dihadapinya siksaanku dengan tabah.


Plak!

Pada pukulan kelima, dia jatuh berlutut. Hatiku mendingin. Biar, biar dia merasakan seluruh pengalaman traumatisku. Toh dia sendiri yang memintanya.

Percayakah kalian? Calvin memintaku melukainya tiap kali aku ingin melukai diri sendiri. Hanya ada tiga kemungkinan terkait permintaannya itu: kegilaan, kebodohan, atau cinta yang hakiki.

Ow Dear, tentu saja kupenuhi permintaannya dengan senang hati. Kapan lagi aku bisa melampiaskan emosi terpendamku pada orang lain? Di luar dugaan, ternyata belahan jiwaku rela dilukai berkali-kali. Kesempatan ini tak boleh dilewatkan.

Mungkin kalian menyebutku orang jahat. Tuduhlah aku telah melakukan kekerasan dalam pernikahan. Big no...jangan cepat-cepat menjudge sebelum kalian merasakan sendiri. Jangan pernah menghakimi sebelum kalian berempati. Penghakiman tak berharga dibandingkan empati.

Lagi-lagi kuhantamkan pukulanku ke tubuhnya. Terdengar erangan kesakitan tertahan. Ya, malaikatku mulai kesakitan. Menyesalkah aku? Bbelum. Dia sendiri yang mempersilakannya.

Bayang-bayang trauma masa lalu membekap jiwaku. Anak-anak yang membullyku, mengatai mataku seperti monster. Seorang anak lelaki mengunciku di kelas kosong dan menyeretku ke sudut ruangan. Anak lain, bertubuh lebih besar, memukuli mata biruku yang cantik selama berbulan-bulan. 

Keluarga mantan kekasihku, yang memberi penolakan lantaran diriku terlahir sebagai minoritas. Mereka golongan feodal yang masih gemar mengkotak-kotakkan orang lain atas nama Pribumi dan WNI keturunan asing. Seorang Frater muda, mengusirku dari rumah retret. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline