Jonathan, (45), lama sekali hidup sendiri. Ia trauma menjalani hubungan cinta dengan lawan jenis. Pria yang berprofesi sebagai pelukis dan pengelola indie resto itu sangat tertutup. Jonathan hanya mau terbuka dengan sedikit orang.
Keluarga Jonathan menjodohkannya dengan seorang wanita. Mereka ingin melihat Jonathan punya pendamping hidup. Perjodohan pun berlangsung lancar. Tanggal pernikahan segera ditentukan. Persiapan terus dilakukan. Undangan telah disebar.
Sayangnya, pernikahan tetiba batal menjelang H-10. Tentu saja hati Jonathan dan keluarganya hancur. Malu, sudah pasti. Sedih, tak tertahankan lagi.
Nah, Jonathan ini bagian dari keluarganya Young Lady cantik. Kabar batalnya pernikahan Jonathan datang tepat di tanggal sembilan bulan sembilan. Young Lady merasa sedih dan marah. Bukan kebetulan kalau Jonathan lumayan terbuka pada Young Lady cantik bermata biru.
Kesedihan dan kemarahan itu terbawa hingga pagi. Mengapa di hari ultah Young Lady justru dibebani berita sedih? Young Lady amat berempati pada Jonathan.
Gegara batalnya pernikahan Jonathan, Young Lady gelisah. Takut hal yang sama akan menimpa Young Lady suatu saat nanti. Terlebih, pengalaman membentuk Young Lady menjadi sangat pesimis dalam urusan cinta. Kesedihan dan kemarahan ini Young Lady bawa pada "Calvin Wan".
Kami berbicara, dan terungkaplah alasan-alasan batalnya pernikahan. Saat Young Lady membaca-baca referensi, ternyata sebagian penyebab itu mereka tuliskan pula. Seperti dilansir Boldsky, ada beberapa alasan batalnya pernikahan.
- Perdebatan. Rintangan jelang pernikahan ada saja. Salah satunya perdebatan antara calon mempelai. Bila mereka ribut besar, lalu semuanya retak, khatamlah hubungan mereka.
- Hilang rasa dan hasrat. Sering kali komitmen yang telah disepakati untuk naik pelaminan rusak hanya karena hilang rasa. Beberapa waktu sebelum pernikahan, tiba-tiba perasaan mereka lenyap satu sama lain. Maka dari itu, pernikahan tak hanya butuh cinta. Tetapi juga prinsip dan tanggung jawab agar tidak goyah hanya disebabkan faktor hilang rasa.
- Tekanan dan tuntutan. Terlalu banyak menekan dan menuntut juga tidak baik. Misalnya, calon istri dituntut harus berhenti bekerja setelah menikah, calon suami harus memberi nafkah yang besar, resepsi pernikahan mesti mewah, target punya anak, etc. Tuntutan dan tekanan bisa datang dari keluarga maupun dari calon mempelai itu sendiri. Bila dua entitas itu terlalu banyak, mereka bisa tertekan. Dan ujung-ujungnya, gagallah mereka naik pelaminan.
- Perselingkuhan. Banyak sekali godaan di hari-hari sebelum pernikahan. Telepon dari mantanlah, ada yang mengajak berbuat dosa selingkuhlah, dan macam-macam lagi. Perselingkuhan dapat menjadi bom waktu bagi calon mempelai untuk batal bersanding di altar suci pernikaan.
Menakutkan ya. Apa yang harus dilakukan? Tegakkan prinsip, jangan menuntut kemewahan sebuah pernikahan, dan dinginkan hati untuk orang lain. Itu saja.
So, mau orang lain berbuat apa, kita tidak akan terpengaruh dan tetap pada rencana semula. Batal menikah sama artinya dengan merusak jalan cerita yang dibuat oleh Tuhan.
Bila kita bertemu orang yang batal menikah, beri dia dukungan moril. Kuatkan hatinya, jangan menghakimi, dan doakan yang terbaik.
Kompasianer, pernahkah kalian mendengarkan kisah yang sama?