Bunda Calisa Untuk Ayah Calvin
"Horeeee!" sorak anak-anak kegirangan.
"Mr. Alex nggak ngajar lagi! Yes yes yes!"
Mr. Alex adalah guru Bahasa Inggris mereka. Jose dan teman-temannya tak menyukainya. Mr. Alex dikenal sebagai guru tergalak. Saingannya hanyalah Ms. Erika. Anak-anak takut memandangi tubuh gemuk, wajah kasar, dan sorot mata galak Mr. Alex.
Sebagai gantinya, Bunda Calisa yang mengajar mereka. Bunda Calisa cantik sekali. Kulitnya putih bersih, rambutnya panjang, dagunya lancip, garis wajahnya halus, dan tubuhnya langsing. Tiap kali mengajar, Bunda Calisa memakai gaun yang bagus-bagus. Sering Bunda Calisa menyanyikan nama-nama benda dalam Bahasa Inggris. Anak-anak jadi lebi cepat hafal.
Di kelasnya, tak ada istilah anak emas. Semua murid diperlakukan sama baiknya. Bila ada yang berhasil menjawab pertanyaan, Bunda Calisa menghadiahi sebatang coklat. Ia juga mendorong seisi kelas untuk membuat cerpen dan puisi berbahasa Inggris. Hasil karya mereka dimuat di majalah sekolah.
Bunda Calisa dekat dengan semua murid. Beda dengan Mr. Alex yang hanya dekat sama Andrio. Ya, Andrio kan murid kesayangan Mr. Alex. Nilai Bahasa Inggrisnya paling tinggi. Jelaslah, bahasa ibunya adalah Bahasa Inggris.
Kini Andrio dan Mr. Alex sudah pergi. Jose merenung, menatap sedih bangku kosong di sebelahnya. Sengaja ia kosongkan bangku itu. Bangku itu hanya milik Andrio.
"Jose...kenapa, Sayang? What happen?" tanya Bunda Calisa lembut, mendekat ke mejanya.