Di Hari Musik Nasional ini, Young Lady cantik nggak mau bahas hal berat-berat. Young Lady nggak akan bahas manfaat musik untuk kesehatan, kecerdasan otak, atau apa pun itu. Sudah mainstream, sudah basi.
Ada hal lain yang mau Young Lady ceritakan. Apa ituuuu?
Begini loh, Kompasianer. Sudah hampir 3 tahun Young Lady memperkenalkan jenis style ala Young Lady di Kompasiana. Memadukan musik dengan karya fiksi. Di tiap cerita, selalu terselip lagu yang pas mewakili cerita itu. Lengkap dengan video dan liriknya.
Sebenarnya, jauh sebelum bergabung di Kompasiana, di beberapa buku Young Lady cantik, sudah ada style macam itu. Pernah Young Lady dikritik seorang penulis terkenal terkait penggunaan musik dalam karya fiksi. Tak tanggung-tanggung, Young Lady pernah berhadapan dengan dua penulis sekaligus.
Kata penulis pertama, penggunaan lagu pada karya fiksi terkesan bertele-tele. Kata penulis kedua, penggunaan lagu terlalu banyak bisa mengurangi alur cerita. Helloooo, apa maksudnya coba?
Bukannya Young Lady anti kritik seperti kubu oposisi 02 itu. Tapi, Young Lady mau tetap fokus dengan style. Tak peduli para penulis hebat mau bicara apa. Yah, kayak presiden negara kitalah yang hebat. Mau difitnah, dibully, dimaki, tetap fokus sama tujuannya sebagai pemimpin.
Honestly, Young Lady kesepian. Memberi warna berbeda dalam penceritaan membuat Young Lady serasa melangkah di jalan sunyi. Tak ada yang mengerti apa maksud Young Lady. Dalam hati, sering muncul pertanyaan. Apakah Kompasianers yang membaca cerita-cerita cantik Young Lady ikut mendengarkan lagunya? Ataukah mereka hanya membaca ceritanya, tanpa menikmati lagu? Jika kemungkinan kedua terjadi, sayang sekali.
Lagu cantik tak bisa dinikmati seiring jalannya cerita. Padahal lagu dan cerita adalah bagian tak terpisahkan. Membaca cerita cantik Young Lady tanpa menikmati lagunya, berarti ada yang tak lengkap.
Alih-alih memuaskan rasa penasaran, beberapa kali Young Lady malah beberapa kali mendapat kritikan pedas tentang fiksi. Siapa lagi kalau bukan haters pengacau. Sudah Young Lady tandai siapa pengkritik pedas itu. Oh, dia bukan pengkritik. Tapi nyinyir. Akun sosmednya pun sudah Young Lady block.
Semoga Allah menegurnya dengan keras karena bikin sakit hati orang. Katanya, Young Lady dianggap membunuh karakter. Yeee, so stupid...gagal paham dia tentang fiksi.
Ok, back to focus. Young Lady punya lagu yang dianggap sebagai lagu keberuntungan dan lagu kutukan. Ini dia.