Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Ungu Violet dan Hargailah Waktu

Diperbarui: 7 Maret 2019   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film Ungu Violet (http://sinemart.com)

Entah kenapa, Young Lady tergerak menulis resensi film. Bukan film baru sih. Tapi, resensi film tidak harus mengedepankan aktualitas, kan? Walaupun Young Lady cantik tidak sepintar Yonathan Kristanto dalam meresensi film.

Eits, sebelum mulai merevieew, Young Lady mau ajak Kompasianer sama-sama nonton filmnya yuk. Bagus loh. Ini dia.



Lando, (Rizky Hanggono), seorang fotografer yang patah hati setelah ditinggal tunangannya, Rara (Katinka). Efek patah hati berujung depresi. Pekerjaannya pun berantakan. Sampai-sampai Rudy, (Agastia Kandou) atasannya di majalah, protes dan meminta Lando mencari wajah baru untuk dijadikan cover story di majalahnya.

Lewat aksi memotret pencopet di bus kota, tak sengaja Lando bertemu Kalin (Dian Sastrowardoyo). Lando tertarik menjadikan Kalin sebagai coverstory. Ia pun berkenalan dengan Kalin setelah gadis itu pulang dari halte busway tempatnya bekerja.

Mulanya Kalin ragu menerima tawaran Lando. Namun setelah terdesak kebutuhan karena neneknya, (Rima Melati) masuk rumah sakit, Kalin pun bersedia dipotret. Hubungan mereka lebih dari sekedar fotografer dan model. Bunga-bunga cinta mulai bersemi.

Kebersamaan mereka tak berlangsung lama. Lando meninggalkan Kalin tanpa alasan. Hal itu membuat Kalin sakit hati.

Waktu berlalu. Kalin semakin terkenal, kariernya cemerlang. Lando justru dipecat dari pekerjaannya. Merasa berutang penjelasan, Lando mencoba menjelaskan pada Kalin alasannya meninggalkan gadis itu. Lando memberi penjelasan di malam ketika Kalin dilamar Riza (Garry Iskak) yang tak lain managernya sendiri.

Ternyata Lando meninggalkan Kalin karena umurnya tak lama lagi. Lando menderita kanker darah. Kalin menerima alasan itu. Ia masih mencintai Lando. Saat mengejar Lando, Kalin tertabrak mobil dan kehilangan penglihatannya.

Well, film besutan Rako Prijanto dan Jujur Prananto itu sangat menyentuh. Tak hanya ceritanya, tetapi juga musik insidental dan backsoundnya. Belum lagi taglinenya yang dalam: begitu sempitnya waktu, begitu besarnya cinta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline