Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Langit Seputih Mutiara] "White Violin"

Diperbarui: 30 Januari 2019   06:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Usai mengisi acara, keluarga Assegaf tak langsung kembali ke rumah. Ada yang menahan mereka. Lagi-lagi ulah wanita pemantik api cemburu.

"Papa cemburu..." desah Tuan Effendi, membenamkan wajah ke lututnya.

Hati Calvin tersentuh rasa iba. Tak pernah, tak pernah sebelumnya ia lihat sosok berwibawa dan berjiwa pemimpin itu teramat rapuh. Rapuh oleh kecemburuan. Tangan Calvin terulur. Lembut dibelainya lengan sang Papa.

"Pa..." panggil Calvin sehalus mungkin.

"Tidakkah Papa ingin belajar merelakan?"

Belajar merelakan, sulit sekali Kamila melakukannya. Perempuan itu tak sadar. Bahtera hati Abi Assegaf hanya pantas dinaiki Arlita. Tak ada wanita lain yang mampu menjatuhkan posisinya.

Adica dan Syifa resah. Kabar dari enam pelayan mengacaukan pikiran mereka. Bagaimana ini? Tak mungkin membawa Ummi mereka pulang dan berhadapan dengan Kamila. Abi Assegaf tak kalah resah. Ia bertekad takkan membuat istrinya sakit hati lagi.

Arlita membaca kegelisahan mereka. Namun, ia tak tahu mengapa. Ia putuskan tidak bertanya. Langkahnya anggun, senyumnya lembut menenteramkan selama berjalan di sisi orang-orang yang paling dicintainya.

Cinta? Benarkah Tuan Effendi mencintai Adica? Jika cinta, haruskah terus memaksakan Adica tinggal bersamanya dan menumpuk dendam untuk Abi Assegaf? Cinta sejati takkan menumbuhkan dendam. Lama Tuan Effendi tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Bukan begitu hakikat cinta yang sempurna. Cinta yang sesungguhnya tidak akan melahirkan dendam. Memusuhi Abi Assegaf dan memaksakan Adica kembali ke rumahnya bukanlah bukti cinta. Abi Assegaf tidak salah. Adica memilih tinggal bersamanya tanpa paksaan.

"Bagaimana, Pa? Mau belajar merelakan adikku?" Calvin bertanya memecah kebekuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline