Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Langit Seputih Mutiara] Al Quran Merangkul Parrita

Diperbarui: 28 Januari 2019   06:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Aliran darahnya bagai berhenti. Kedua mata Arlita sempurna terbuka. Ia melirik ke samping sekali lagi, sisi ranjang besar itu tetap kosong. Ya, Allah, kemana Abi Assegaf?

"Gutten morgen, Arlita."

Pintu walk-in-closet terbuka. Abi Assegaf melangkah keluar, telah berpakaian rapi. Setelan jas Gucci dikenakannya. Rolex Submariner silver-black melingkar di tangan kiri. Wangi Calvin Klein begitu khas dari tubuhnya. Cepat-cepat Arlita menegakkan tubuh. Lengannya bertumpu di headboard.

"Assegaf, kau mau kemana?"

"Kemana aku pergi, bukan urusanmu!"

Kamila membentak asisten rumah tangganya. Perempuan berpenyakit latah yang telah bertahun-tahun bekerja di rumah keluarga Kamila pun mundur. Tak berani lagi menanyai majikannya yang jauh dari kata baik.

"Baik-baik saja?" ulang Arlita.

"Kau masih sakit, Sayangku. Jangan nekat siaran. Biar kutelepon Bunda Rika."

Abi Assegaf menahan tangan istrinya. Memohonnya untuk memandu program Kuliah Subuh dan Harmoni Pagi. Ternyata, semalam dia telah mengontak Bunda Rika. Sabtu pagi di minggu kedua ini, biarlah Abi Assegaf yang jadi presenternya.

"Presenter itu...hmmmm, jadi kau tertarik padanya ya." Teman-teman kebaktian memberi komentar. Menatap Kamila seolah perempuan itu sudah kena Skizofrinia.

Kamila merengut. "Lalu kenapa kalau aku menyukai orang hebat?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline