Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Langit Seputih Mutiara] Hijab Cantik, "Inner Beauty" Mantan Putri Altar

Diperbarui: 13 Desember 2018   06:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay.com

Titik-titik hujan mengambang di pertengahan Desember. Air laut pasang. Pasir putih dibasahi buih ombak dan tetes hujan. Langit yang awalnya gelap, kini berubah seputih mutiara.

Desember yang dingin. Sedingin hati Arlita saat membuka akun Instagramnya pagi ini. Neter mengomentari foto-fotonya bersama Abi Assegaf. Bukan kemesraan yang disoroti, melainkan penampilan. Mereka mengomentari kontrasnya tampilan Abi Assegaf dan Arlita. Sang istri tampil cantik dengan helaian rambut panjang yang terawat indah. Kontradiktif dengan sang suami yang nyaris tak memiliki rambut.

Risiko bagi pasangan suami-istri public figure saat penampilan mereka menjadi sorotan. Namun, kali ini berbeda. Komentar warganet lebih mirip verbal bullying. Itu pun dilakukan berkali-kali di setiap postingan Arlita beberapa minggu terakhir. Makin lama, komentar pedas mereka menjurus ke body shaming.

Bukan, bukan Arlita yang dirugikan. Abi Assegaf yang akan terluka. Masalah tampilan fisik meruncing. Tapi tenang saja, suami tampannya itu belum tahu. Sejak memimpin rapat di Refrain Radio, kondisi Abi Assegaf menurun drastis. Waktunya lebih banyak terpakai untuk istirahat dan ibadah dibandingkan mengecek medsos.

Arlita balik kanan. Berjalan meninggalkan balkon tinggi, lalu menuju kamar biru. Abi Assegaf terbaring di ranjang dengan selang oksigen terpasang di hidungnya. Hati Arlita teriris. Begitulah rasanya tiap kali melihat kondisi sang suami. Ia membungkuk, mencium kening Abi Assegaf.

"Mana yang sakit, Sayang? Semoga sakitnya pindah padaku..." kata Arlita lembut.

Bukannya menjawab, Abi Assegaf malah menunjuk ke layar handphone Arlita. Sesaat Arlita tertegun. Ia lupa menutup Instagram. Cepat ditutupnya aplikasi itu.

"Kenapa ditutup, Arlita?"

"Tidak apa-apa. Tidak penting. Assegaf, bolehkah aku memakai hijab mulai sekarang?"

Pertanyaan itu sungguh menggetarkan. Hati Abi Assegaf bergetar hebat. Getaran yang sama, saat Arlita masuk Islam dua puluh tiga tahun lalu. Ya, Allah, sekali lagi mukjizatMu turun di pagi berhujan ini.

"Tentu saja boleh, Arlita. Aku akan jadi orang pertama yang bahagia saat kau memutuskan berhijab." ujar Abi Assegaf lembut, lembut sekali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline