Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Hari Raya Malaikat Kesepian

Diperbarui: 22 Agustus 2018   06:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Plak!

Tamparan mendarat mulus di pipi Calvin. Dilakukan dengan penuh kemarahan oleh seseorang berstatus sahabat. Calvin terenyak, sakitnya tamparan Revan tak seberapa dibanding pedih di hati.

"Revan, aku tak bermaksud..."

"Stop. Jangan bertengkar di depan anak-anak." Rossie menyela cepat, menarik paksa lengan Calvin dan Revan ke luar kapel.

Calvin menoleh dengan cemas. Ia lega karena Angel masih khusyuk dengan doanya.

Di luar kapel, dinginnya angin dan tempias hujan menampar-nampar tubuh mereka. Revan mengangkat tangannya, bersiap menampar Calvin lagi. Namun Rossie menahannya.

"Bela saja dia! Atau kau sudah mulai jatuh cinta dengannya?!" hardik Revan, menepis kasar tangan Rossie.

Kekasaran Revan sukses menciptakan efek kejut listrik di hati Calvin dan Rossie. Sebelumnya Revan tak pernah sekasar ini. Benarkah cemburu telah menggerus kelembutan?

"Sejak kapan kalian bermain api di belakangku?" tanya Revan, nadanya interogatif.

"Aku dan Rossie tidak pernah bermaksud bermain api di belakangmu, Revan." jawab Calvin sabar.

"Jangan menipuku, Calvin Wan!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline