Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

In Memoriam, Arina

Diperbarui: 30 Juli 2018   06:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Kemarin Mas Cinta, sekarang Arina."

Itulah yang dikatakan Young Lady pada malaikat tampan bermata sipit dengan penuh emosi di hari Sabtu kemarin. Sabtu yang penuh duka. Bagaimana tidak, Young Lady cantik baru saja kehilangan lagi.

Berita duka datang begitu mendadak. Salah seorang adik kelas, mantan Wakil Ketua OSIS, pemenang ajang duta wisata, meninggal dunia. Arina, gadis cantik itu, meninggal dalam kecelakaan. Kepergiannya sungguh tak terduga.

Young Lady sedih, sedih sekali. Seperti judul lagu, hati ini luluh dengan kesedihan dan kehilangan. Banyak kenangan indah Young Lady bersama Arina.

Arina gadis yang sangat cantik. Dia juga baik hati. Saat mengikuti ajang pageants bersama Young Lady, dia belum berhijab. Setelah menjadi Waketos, akhirnya ia berhijab. Gadis itu cantik dan sangat berbakat.

Modelingnya hebat. Jiwa kepemimpinannya bagus. Masih segar dalam ingatan Young Lady saat Arina diwawancara saat menjadi calon ketua OSIS. Dialah calon ketua OSIS yang paling lama wawancaranya. Karena prokernya paling banyak dan dia paling cerdas.

Gadis 19 tahun itu juga banyak membantu Young Lady saat menulis buku keenam tahun 2016 lalu. Dia selalu mengatakan kalau Young Lady sosok inspiratif. Padahal dialah yang lebih inspiratif.

Momen berkesan lain dengannya waktu kami shooting bareng. Saat itu, kami membintangi program di sebuah televisi swasta di kota bunga. Dia duduk di samping Young Lady. Dia terus menemani selama shooting berlangsung.

Kecantikan wajahnya sebanding dengan kecantikan hatinya. Di mata Young Lady, Arina gadis istimewa. Kehilangan dirinya menjadi sebuah kehilangan besar.

Kehilangan teman baik itu menyakitkan. Lebih menyakitkan lagi, Young Lady tak bisa datang ke rumah duka. Padahal Young Lady ingin melihat Arina untuk terakhir kali. Ingin mengantarkan Arina hingga ke pemakaman.

Sayangnya, Young Lady tak berdaya. Hanya bisa melihat dari grup di tengah ketidakberdayaan. Sedih sekali rasanya tak bisa datang ke rumah duka. Andai saja mata ini tidak ada penyakitnya, tentu Young Lady akan lebih leluasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline