Kompasianers, pejamkan mata kalian. Cari posisi ternyaman di tempat duduk kalian, tarik nafas. Pelan-pelan...satu, dua, tiga. Kita rileks ya...relaksasi dulu, ok?
Sudah rileks? Sudah, kan? Ayo kita temui tokoh fiksi yang tidak benar-benar fiktif. Tokoh fiksi yang terinspirasi dari sosok nyata. Tokoh yang dihadirkan Young Lady cantik selama setahun ini di Kompasiana. Taraaaaa.....Calvin Wan.
Namun, kali ini mungkin suasananya agak beda. Merefleksikan setahunnya Calvin Wan di Kompasiana.
**
Piano berdenting lembut. Jari-jari tangan Calvin memainkan nada indah. Potongan demi potongan lagu terdengar. Lagu-lagu yang sangat khas dirinya. Lagu-lagu yang sangat representatif dengannya.
"Kita memang tak sejalan...namun kau adalah pemilik hatiku." (Calvin Jeremy-Pemilik Hatiku).
"Pastikan kita seirama...mengenang kisah kita berdua." (Calvin Jeremy-Nostalgia).
"Aku bukan aku yang dulu...namun cintaku seperti dulu. Merelakanmu aku merasa..." (Rossa-Bulan Dikekang Malam).
"Walau kau masih memikirkannya...aku masih berharap kau milikku." (Isyana Sarasvati-Masih Berharap).
"Tak bisa kusudahi...ku dilema ku berada antara dua cinta." (Calvin Jeremy-Dua Cinta).
Lagu-lagu mengalir. Musik yang sangat khas Calvin Wan. Lembut, slow, dominan dengan piano dan biola.