Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

[Melodi Silvi 2] Prolog

Diperbarui: 6 Juli 2018   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ingin rasanya Calvin melepas piyama rumah sakit ini. Membuangnya jauh-jauh, tak pernah memakainya lagi. Ia muak pada pakaian yang melekat di tubuh atletisnya.

Masih terekam jelas suara-suara bernada geli dari dua perawat di ruang kemoterapi. Mereka memanfaatkan kesempatan, mencuri-curi pandang ke arah tubuh dan wajahnya yang memang ketampanannya di atas rata-rata. Dua perawat itu berkomentar.

"Hmmmm ada ya, pasien kanker seganteng ini. Badannya masih bagus lagi. Sama sekali nggak kayak orang sakit."

"Iya. Nggak heran sih, kan orang kaya. Bisalah perawatan sana-sini."

"Coba aja semua pasien kanker seganteng ini ya. Kita disuguhi pemandangan indah terus."

Jika tidak lupa image dan ilmu sabar, Calvin akan melompat dari ranjang dan menarik lepas kunciran rambut dua suster imut itu agar mereka diam. Siapa pula yang mau terkena penyakit laknat ini? Penyakit yang mengharuskan penyintasnya bolak-balik ke rumah sakit untuk mengikuti rangkaian kemoterapi.

Buru-buru ayah angkat Silvi itu beristighfar. Tidak baik menyesali keadaan. Kanker juga bagian dari karuniaNya. Tak perlu disesali. Cukup disyukuri saja.

Baru kali ini Calvin menyesali kondisi tubuhnya. Tak seharusnya ia berpikiran begitu. Ini hanya kanker ginjal. Masih ada peluang untuk sembuh. Kalaupun tak sembuh di tanah air, dengan mudah Calvin bisa mencari penyembuhan di luar negeri kapan saja. Akan selalu ada harapan. Sabar, hanya itu yang diperlukan kini.

Jarum suntik berkilat tajam. Menusuk tepat ke lengan. Calvin refleks merintih kesakitan. Sakit, sungguh rasanya sakit.

Mengapa sakit ini semakin hebat? Mengapa sakit ini tak pergi saja? Tanpa sadar Calvin berteriak kesakitan. Ia tak pernah lupa, kemoterapi rasanya sesakit ini.

Lebih sakit lagi, dia harus menjalaninya sendirian. Ya, sendirian. Calvin tak ditemani siapa pun hari ini. Semua orang tak peduli padanya. Tidak ada lagi yang mencintainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline