Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Menulis Cantik Itu Berat, Kau Takkan Kuat: Namun Aku Selalu Salah

Diperbarui: 12 Maret 2018   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukannya menuruti bujukan untuk makan, Young Lady malah menulis dengan cantik. Jika tak mau, maka Young Lady tak mau. Sampai tulisan cantik ini tayang, Young Lady belum dan tidak ingin makan. Di samping karena malas, juga sebagai pelampiasan untuk merusak diri sendiri. Biar saja begitu. Toh ada atau tidak, kehadiran Young Lady cantik memang tidak pernah diinginkan dan dihargai.

Sepertinya Young Lady memang selalu salah. Salah terus, apa pun yang dilakukan. Tapi walaupun salah, tetap cantik. Tak terbantahkan.

Kemarin Young Lady cantik disalahkan. Disalahkan gegara menyebut agama lain di tulisan cantik sebelumnya. Katanya, menyebut agama lain itu tidak bagus. Bisa memancing hal yang kurang baik.

Detik itu Young Lady hanya terdiam. Menatap kosong, lalu mundur. Menghela nafas pasrah, dan mengucap doa yang biasa diucapkan saat sedang tertimpa kesedihan: Laa illaha illa anta, subhanaka inni kuntu minazzalimin.

Sepertinya ini salah Young Lady cantik. Bila Refleks tangan dan pikiran yang bekerja bersamaan. Sudah Young Lady jelaskan. Tapi kau tak pernah ada pengertian, seperti lirik lagunya D`Masiv.

Celakanya, yang menyalahkan itu justru yang dekat. Bila yang jauh atau tak dikenal, Young Lady takkan peduli. Stay cool saja. Tapi ini yang dekat. Hmmmm......

Young Lady cantik memang selalu salah. Padahal kalau kalian semua tahu, menulis cantik itu berat. Ada hal-hal tertentu yang tidak dipahami tentang Young Lady cantik dalam menulis. Misalnya saja, membuat analogi. Memangnya gampang membuat analogi dengan lirik lagu? Tidak, tidak gampang. Butuh referensi, wawasan musik yang luas, kecerdasan linguistik, dan hafal banyak lagu.

Cara Young Lady menulis cantik pun tidak sama. Pokoknya ada yang berbeda. Tidak ada yang bisa memahami kecuali kalian bertukar jiwa-seperti kata Tulus dalam lagunya-dengan Young Lady. Dan jangan harap Young Lady akan beri tahu bagaimana caranya. Kalian takkan mengerti.

Kecewa? Jelas kecewa. Karena yang dekat itu, yang inspiratif dan lumayan oke itu, telah ingkar. Gambarannya begini: Calvin telah berjanji pada Silvi untuk berusaha tidak terlalu to the point lagi. Nah, kali ini Calvin mengulangnya lagi.

Jika Young Lady ingin mengomentari, membetulkan yang salah, atau mengungkapkan ketidaksetujuan pada yang dekat atau yang disayangi, ada seninya sendiri. Lebih diperhalus, lebih dilembutkan lagi. Sebab Young Lady suka memanggil orang-orang terdekat dengan panggilan khusus atau panggilan sayang, pertama panggillah ia dengan panggilan khusus itu hingga menyentuh hatinya. Mengawalinya dengan kata maaf juga dapat menyamankan hati. Setidaknya yang dipanggil merasa tenang, nyaman, dan tidak insecured. Lalu berikan pemahaman dengan cara halus. Itu yang akan dilakukan Young Lady. Entah bagaimana cara orang lain yang melakukannya.

Honestly, Young Lady memendam kecewa. Kekecewaan yang dingin jauh lebih menakutkan dibandingkan teriak kemarahan. Berdialog dengan diri sendiri, lalu berdialog dengan yang tak kasat mata. Bbarangkali bila sudah tak ada yang bisa tulus di dunia, bisa mencoba berkomunikasi dengan yang ada di dunia lain. Toh makhluk-makhluk astral tak kasat mata terkadang lebih pengertian dibandingkan makhluk hidup yang bisa diajak bicara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline