Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Surat Terbuka untuk Mereka: Saya Mendengarkan dengan Sabar

Diperbarui: 11 Februari 2018   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: www.stihi.ru

Surat cantik ini hanya ungkapan perasaan Young Lady saja. Tak satu pun teman sekelas yang tahu tentang Kompasiana.

**      

Paris van Java, 10 February 2018

Dear all my classmates,

Banyak keganjilan yang saya temukan dalam diri kalian. Raut wajah manis yang tersembunyi di balik hati yang sulit ditebak. Sikap manis yang dipaksakan.

Actually, kalianlah satu dari beberapa alasan terbesar yang membuat saya ingin angkat kaki dari tempat itu. Sikap kalianlah yang menciptakan atmosfer yang jauh dari kata nyaman. Rasa ingin meninggalkan terus mendesak hati tanpa henti.

Kesan saya tentang kalian hancur berantakan. Awalnya melihat kesan baik terhampar di depan mata. Kini semuanya terurai lepas.

The freaky class, boleh saya katakan begitu. Isinya anak-anak yang hanya dewasa secara fisik dan hormonal, namun tidak secara psikis dan mental. Terbukti dari teguran yang dilayangkan para dosen pada kalian minggu lalu. Ketika salah satu dari kalian tersenyum meremehkan ketika pemberian materi dilakukan. Kalian tahu? Sesungguhnya kelas kalian sedang diawasi oleh banyak dosen. Saya tahu itu, saya dengar dan ketahui semuanya.

Saya sebut itu kelas kalian, bukan kelas kita. Sebab diri saya enggan tergabung dengan kalian. Secara tidak langsung, diri dan jiwa saya terpisah dari kalian.

Sebenarnya, semua ini pun karena ulah kalian sendiri. Dimulai dari cinta lokasi. Pacaran dengan teman sekelas, berkubu-kubu, bla bla bla. Ujung-ujungnya ada yang putus dengan tidak baik-baik lalu bermusuhan. Itulah akar permasalahan. Sejak semester 1 hingga semester 6, sudah tergelar berulang kali drama cinta cheesy dan murahan di kelas kalian. Kalian pikir saya iri? Tidak, sama sekali tidak iri. Silakan saja bila seluruh gadis dalam kelas kalian ditaksir seluruh pemuda dalam kelas yang sama, dan menyisakan saya sendiri yang tidak dilirik. Itu artinya, saya jauh lebih baik dan high quality dari kalian, sehingga tidak ada yang sanggup dan berani melirik. Positif saja.

Namun, itulah yang menjadi sorotan para dosen. Secara implisit, ada kritik tersembunyi pada sikap-sikap yang berlebihan. Pamer kemesraan di kelas, sementara perkuliahan sedang berlangsung. Hingga mereka semua tahu dan jadilah poin yang tersorot.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline