Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Empat Hati, Empat Pasang Mata, Empat Sosok Pembawa Cinta (2)

Diperbarui: 15 Januari 2018   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.justamemo.com

Clara tersenyum. Mendengarkan rekaman suara Calvin saat membacakan buku untuk Silvi. Bibir mungilnya bergerak pelan, tak tahan untuk tidak melontarkan kritikan.

"Powernya kurang...artikulasinya juga. Intonasinya kurang tepat. Makanya sebelum membacakan pada Silvi, interpretasi dulu. Baca dulu dalam hati, terus pahami isinya. Jadi, kamu bisa menyampaikannya dengan benar. Kamu belum fasih berbahasa Arab dan Turki ya?" komentar Clara.

"Iya. Maaf Clara, aku belum bisa. As you know, aku baru pertama kali membaca potongan-potongan dialog bahasa Arab dan Turki. Sorry ya..." kata Calvin meminta maaf.

"Jangan meminta maaf padaku. Minta maaflah pada Silvi. Kamu kan membacakan buku ini untuknya. Silvi terlalu baik, dia takkan mengomentari kesalahan dan kekuranganmu."

Ya, Clara benar. Gadis cantik dengan iris mata berwarna biru itu takkan mengomentari kekurangan Calvin. Bukannya takut atau tak enak, namun ia hanya menghargai Calvin.

"Aku to the point ya. Kemampuan story tellingmu masih kurang dibandingkan aku dan Sarah."

"Iya, Clara. Ini kan pengalaman pertama. Lagi pula, kamu menyamakan kemampuanku dengan orang yang pandai public speaking, pemenang kompetisi pidato Bahasa Inggris, alumni program student exchange, story teller, dan mantan anggota teater. Jelas beda jauh. Aku belum semahir itu, Clara."

"Jam terbangmu belum sebanyak Sarah."

Tersinggung? Marah? Sama sekali tidak. Calvin terbuka menerima kritikan. Tak terkecuali dari istrinya sendiri. Toh memang Clara lebih berpengalaman darinya. Tak ada alasan untuk menolak kritikan.

"Kamu tahu? Jika kisah di buku ini sedih, Sarah akan benar-benar membacakannya dengan nada dan ekspresi yang sedih. Dia menginterpretasi, memahami, lalu menyampaikannya pada Silvi. So, pesannya benar-benar sampai. Aku belajar banyak pada Sarah, how to be a good story teller."

Mendengar itu, Calvin memegang tangan Clara. Mendekatkan wajahnya ke wajah wanita itu. Menatap matanya lekat-lekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline