Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Selembar Catatan Hati, 2 Hari Setelah Peringatan Hari Guru

Diperbarui: 27 November 2017   06:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kan kukenang selamanya

Jasamu guruku

Ikhlas kauberi bakti pada negeri

Membina tunas penerus

Pada semua guru

Engkaulah pahlawan bangsa

Anggota paduan suara bernyanyi sepenuh hati. Membawakan lagu bertempo slow dengan lembut. Lagu itu dinyanyikan dengan anggun dan cantik, sesuai instruksi vocal koach sehari sebelumnya. Lima jenis suara dengan ambitus yang berbeda-beda menyatu dalam harmoni yang indah. Tenor, bass, alto, mezosopran, dan sopran menyanyi bersama. Menyatu, berpadu, dalam satu lagu yang khusus dipersembahkan untuk para guru di sekolah yang lumayan favorit di kota kembang.

Di antara anggota paduan suara, tak sedikit yang meneteskan air mata sambil bernyanyi. Terbawa dalam lirik-lirik lagu yang dinyanyikan. Salah satunya Young Lady yang kini telah lulus dari sekolah itu dan kini menjadi Kompasianer di sela-sela kegiatan akademisnya.

Para guru ikut menangis. Begitu pula sejumlah murid yang bukan anggota paduan suara. Tak sia-sia paduan suara dispen beberapa hari terakhir untuk latihan. Berjam-jam menyanyikan lagu yang sama. Mengejar kesempurnaan tampil di depan para guru dan civitas academica lainnya. Bolos secara resmi dari pelajaran demi mensukseskan momen peringatan hari guru di sekolah tercinta. Bukti kecintaan pada guru dan almamater.

Lagu itu dinyanyikan dengan lembut dan penuh penghayatan. Di paduan suara, kami diajari untuk bernyanyi dengan lembut. Tidak boleh mendominasi, tidak boleh egois saat membawakan sebuah lagu. Menyanyi dengan lembut, tapi penuh kekuatan. Itulah paduan suara.

Kejadian itu sekitar 2 tahun lalu. Kini saya sudah lulus dari sekolah dan melanjutkan studi ke universitas. Meski demikian, saya masih setia dengan almamater. Beberapa kali saya datang ke sana untuk memberikan materi terkait Latihan Kepemimpinan OSIS dan Latihan Kepemimpinan MPK bersama sejumlah alumni lainnya yang masih setia. Para guru pun selalu menyambut hangat tiap kali saya datang. Memeluk, mencium, dan membelai pipi saya. Sambutan mereka tetap hangat dan penuh kasih. Mereka layaknya orang tua kedua, ketiga, keempat, dan kesekian yang saya miliki.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline