Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Silakan Mencintaiku

Diperbarui: 31 Juli 2017   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

https://www.youtube.com/watch?v=W041-YqxWaQ

https://www.youtube.com/watch?v=QCOPh5iFmCg

**     

Darah akibat epistaksis masuk ke paru-parunya. Membuatnya sulit bernafas. Tuan Calvin tak berdaya. Dua orang suster memasangkan selang oksigen.

Atmosfer di ruang rawat itu berat oleh kecemasan. Nyonya Calisa berdiri di sisi Tuan Calvin, menggenggam erat tangannya. Lembut memberikan kata-kata yang menguatkan hati. Apa pun akan dilakukan Nyonya Calisa demi kesembuhan Tuan Calvin.

"Kamu kuat ya? Hanya sebentar...kamu pasti sembuh."

Sejak kesadarannya kembali seratus persen, Tuan Calvin merasakan sakit. Obat-obatan yang disuntikkan ke lengannya sama sekali tak berpengaruh. Kekhawatiran menyergap jiwa, perlukah ia memulai pengobatan kanker lagi dari awal sampai akhir? Mulai dari enam kali kemoterapi, 25 kali radiasi? Ataukah ia memerlukan donor hati?

**    

"Aku takut kehilangan Clara..." Tuan Calvin mengungkapkan perasaannya.

Saat itu mereka hanya berdua. Tim medis meninggalkan ruang rawat setelah memastikan kondisi Tuan Calvin cukup stabil.

"Jangan khawatir. Kita tidak akan kehilangan Clara." Kata Nyonya Calisa menenteramkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline