Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Rasa Cemburu, Ekspresi Cinta yang Perlu Dikelola

Diperbarui: 16 Februari 2017   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Albert, menikah atau tidak menikah kelak, aku berketetapan memiliki anak tunggal. Itu bagian dari rencana hidupku. Kenapa anak tunggal? Itu semua agar cintaku tidak terbagi. Jika sebuah keluarga memiliki lebih dari satu anak, masing-masing anak akan merasa tidak aman dalam hal finansial dan afeksi. Seadil-adilnya orang tua, tetap saja ada persepsi pilih kasih dalam diri anak. Ujungnya adalah luka batin.” “Mama tahu kan? Kalau sudah dewasa nanti, aku ingin punya anak tunggal. Intinya, supaya cinta dan diriku tidak terbagi. Mencintai dan menyayanginya secara total. Jadi, dia tidak perlu merasa cemburu dan memiliki rasa aman dalam hal afeksi.” 

Menjelang Shubuh yang hening dan damai itu, saya mengungkapkan hal itu pada dua orang yang mempunyai kedekatan emosional dengan saya. Mereka yang dekat itu memahami alasan di balik keinginan saya. Mereka pun mengerti jika terdapat rasa cemburu di sudut hati saya. Saya rasakan sendiri, jika saya benar-benar mencintai seseorang, maka sepercik rasa cemburu itu hadir di lubuk hati terdalam ketika seseorang yang saya cintai membagi kasih sayang dan perhatiannya atau menyebut orang lain yang pernah menjadi masa lalunya. Secara misterius, rasa itu hadir meski saya tidak mengungkapkannya. 

Cinta yang terbagi bisa menimbulkan rasa cemburu. Siapa bilang rasa cemburu hanya milik pasangan kekasih atau suami-istri? Anak pun bisa merasakan cemburu pada orang tuanya. Begitu pula seseorang yang cemburu pada sahabatnya karena sahabatnya lebih sering memperhatikan orang lain dibandingkan dirinya. Wajar bila kita mempunyai rasa cemburu. Bahkan cemburu bisa menjadi ekspresi cinta. Ungkapan rasa takut kehilangan. Rasa cemburu akan hadir saat ada pihak ketiga yang dianggap sebagai ancaman, terlebih ketika pihak ketiga berpotensi merebut seseorang yang dicintai. Love is never without jealousy. Sama seperti cinta, seseorang berhak memiliki rasa cemburu. Meski tak semua harus diungkapkan. Namun, apa jadinya saat kita merasa cemburu berlebihan? Banyak dampak negatif yang bisa terjadi. Memicu seseorang untuk melakukan kejahatan. Seseorang yang dilanda cemburu berlebihan mempunyai emosi yang tidak stabil. Ia terdorong berbuat kejahatan. Akibatnya bukan hanya pada diri sendiri, melainkan pada orang lain. 

Berhati-hatilah jika rasa cemburu sudah merusak hati dan pikiran. Menghancurkan interaksi sosial adalah akibat kedua. Kita terlalu sibuk berurusan dengan rasa cemburu sehingga lupa berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Secara tidak langsung, rasa cemburu dapat melunturkan kepedulian dan kepekaan sosial. Sebab kita terlalu sibuk memikirkan diri sendiri. Akibat lain yang timbul adalah hilangnya kepercayaan diri. Merasa diri tidak berharga, tidak penting, dan tidak dianggap. Merasa diri dikucilkan. Efek negatif yang cukup berbahaya karena kita memandang negatif diri kita sendiri dan tidak mengakui hal positif dalam diri kita. Rasa cemburu menurunkan kepercayaan diri. Sampai akhirnya, muncul persepsi bahwa kita tidak pantas dicintai dan disayangi. 

Kenyataannya, setiap orang pantas disayangi dan dicintai. Bagaimana pun kondisi mereka. Cemburu berlebihan juga berakibat buruk bagi kesehatan. Tingkat stress yang tinggi karena rasa cemburu dapat memicu sejumlah penyakit. Antara lain jantung Koroner, Diabetes Mellitus, obesitas, kanker, dll. Penyakit psikologis seperti Psikosomatis dan gangguan kecemasan (Anxiety disorder) rentan diidap seseorang dengan rasa cemburu berlebihan. Mengingat banyaknya efek negatif dari rasa cemburu berlebihan, masihkah kita berdiam diri? Rasa cemburu perlu disikapi. Kelolalah rasa cemburu dengan baik. Cemburu bisa menjadi bukti cinta bila kita dapat mengelolanya dengan positif. 

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengelola rasa cemburu: 

1. Kenali penyebabnya

Ada dua jenis rasa cemburu. Reactive jealousy dan suspicious jealousy. Reactive jealousy terjadi ketika seseorang merasa waspada pada pihak ketiga yang mengancam hubungannya dengan seseorang yang dicintai. Hal itu nyata terjadi, dan bentuk kewaspadaan itu masih wajar. Sedangkan suspicious jealousy adalah kecurigaan berlebihan tanpa didasari fakta yang jelas. Kecemburuan jenis ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Jadi, ada baiknya kita kenali dulu penyebab dan jenis rasa cemburu yang kita rasakan. 

2. Hindari sikap posesif

Cemburu berbeda dengan posesif. Jangan sampai kita terjebak pada sikap ingin memiliki seutuhnya. Berikan kesempatan pada orang yang kita cintai untuk bersosialisasi dengan orang lain, mengembangkan karier, bersahabat/berteman, dan aktivitas lainnya. Biar bagaimana pun, orang yang kita cintai membutuhkan kebebasan. Biarkan ia merasakan kebebasan dan hidup normal. 

3. Saling percaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline