Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

Ayah, Dirimu Takkan Terganti

Diperbarui: 12 Februari 2017   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Di umurnya yang ketujuh, Chelsea tumbuh menjadi gadis kecil yang pintar, lincah, ceria, dan cantik. Ia mempunyai senyum menawan yang sanggup merebut hati siapa saja. Tak seperti kebanyakan anak kecil lainnya, Chelsea bisa mengucapkan huruf “R” dengan baik. Soal ibadah, jangan ditanya lagi. Gadis kecil itu tak pernah menunda shalat. Ia sudah meninggalkan Iqra dan beralih membaca Al-Quran.

Tak hanya cantik dan taat beribadah, Chelsea belakangan ini senang sekali pada dunia modeling dan musik. Mungkin lantaran sering melihat Ayahnya bermain piano dan memperhatikan koleksi dress-dress cantik milik mendiang Bundanya. Hobinya adalah mix and match pakaian dan aksesoris dari berbagai warna serta kombinasi. Berjalan anggun di atas catwalk dan berpose di depan kamera bukan lagi hal baru baginya. Belajar piano klasik dengan Ayahnya ia tekuni.

Di sekolahnya, Chelsea termasuk populer. Teman-temannya mengaguminya, guru-gurunya menyayanginya. Jika sudah begitu, apa lagi yang kurang? Kecuali...

“Keanu, gimana rasanya punya Bunda?” tanya Chelsea seusai pelajaran.

Keanu, sahabat Chelsea, tersenyum. Menatap wajah cantik Chelsea yang dihiasi rasa penasaran.

“Senang. Tiap pagi kita dibuatin sarapan, diantar ke sekolah, dibantuin bikin PR, dan dibacain cerita.” Jawab Keanu.

“Tapi...aku juga rasain itu semua.” Chelsea mengangkat alisnya.

Ya, Chelsea mendapatkan semua yang Keanu dapatkan dari Bunda. Hanya saja, ia mendapatkannya dari Ayah.

Tiap pagi, Ayah membangunkannya. Mengajaknya shalat Shubuh berjamaah. Membuatkan toast, sandwich, baguette, bavarois, pancake, wafel, atau menu lainnya untuk sarapan. Mengantarkannya ke sekolah dengan Nissan X-Trailnya sebelum berangkat ke kantor. Menemaninya belajar dan bermain. Membantunya mengerjakan PR jika ada kesulitan.  Mendengarkan curahan hatinya. Mengajarinya bermain piano. Membacakan cerita untuknya sebelum tidur. Mendukung semua kegiatan fashion show, pemotretan, dan hobinya yang lain.

“Iya, Keanu tahu. Uncle Albert kasih semua itu buat Chelsea.”

Keanu mengerti, sungguh mengerti. Ada satu hal yang tidak dimiliki Chelsea. Satu hal yang dimiliki kebanyakan anak lain seusianya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline