Lihat ke Halaman Asli

Latifah Maurinta

TERVERIFIKASI

Penulis Novel

HIV/AIDS: Jauhi Penyakitnya, Dekati Pengidapnya

Diperbarui: 1 Desember 2016   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tanggal 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS. Begitu berbahayanya penyakit ini hingga ditakuti semua orang. Pengidap AIDS atau istilah lainnya ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) dijauhi dan kerap kali diberi perlakuan diskriminatif.

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyebabnya adalah virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Sering kali AIDS tidak menunjukkan gejala apa pun. AIDS ditularkan melalui hubungan seksual, penggunaan jarum suntik yang tidak steril, transfusi darah, dan ASI. AIDS tidak akan tertular melalui kontak fisik seperti bersalaman, berpelukan, atau berciuman. Pemakaian alat makan bersama pun tidak membuat pengidap AIDS menularkan penyakitnya pada orang lain.

Selebriti ternama seperti Freddie Mercury dan Anthony Perkins terenggut nyawanya akibat penyakit satu ini. Pengidap AIDS akan sangat rentan terhadap komplikasi dan infeksi. Penyakit ringan seperti flu saja dapat menjadi masalah besar bagi penderita AIDS. Penderita AIDS mesti mengonsumsi obat ARV (Anti Retroviral) untuk membantunya bertahan hidup.

Perjuangan para pengidap AIDS sangat berat. Kondisi tubuh yang sakit, belum lagi tekanan psikologis yang dihadapi akibat dikucilkan orang-orang di sekitar mereka dan berbagai bentuk diskriminasi yang mereka terima. Tak jarang para pengidap AIDS dipandang sebelah mata dan dianggap aib oleh banyak orang.

Saya berteman dengan beberapa pengidap AIDS.

Saya mendengarkan keluhan dan cerita mereka. Rata-rata mereka kesulitan diterima oleh masyarakat. Ada pula yang dipecat dari kantornya dan kesulitan mencari pekerjaan di tempat lain. Lebih ironis lagi, mereka dianggap sampah masyarakat. Bukan hanya masyarakat, keluarga pun enggan menerima kehadiran mereka.

Beberapa tahun lalu, ada sebuah kasus di bandara. Bandara tersebut menolak jenazah seorang penderita AIDS. Sebuah bentuk diskriminasi yang menyedihkan. Bagaimana mungkin seseorang yang sudah meninggal sampai ditolak dan diperlakukan tidak baik?

Diskriminasi pun dapat dijumpai pada sejumlah rumah sakit. Banyak rumah sakit yang memperlakukan penderita AIDS dengan kurang baik. Mereka tidak dilayani dan difasilitasi dengan layak, seperti pasien-pasien lainnya.

Perlakuan diskriminatif juga menimpa anak-anak pengidap AIDS yang tertular dari orang tuanya. Mereka dikucilkan oleh teman-teman bermainnya. Dianggap pembawa penyakit berbahaya. Susah mendapatkan sekolah yang mau menerima mereka.

Sakit hati? Sudah pasti dirasakan. Ikhlas? Rela? Itulah yang coba dilakukan.

Sebenarnya, apa yang salah dengan pengidap AIDS? Mengapa mereka harus menerima respon negatif dari lingkungan? Semua orang memiliki masa lalu. Tidak semua masa lalu itu baik dan membahagiakan. Apakah pengidap AIDS sering kali dianggap memiliki masa lalu yang buruk, lalu mereka dikucilkan begitu saja? Tidak semua penderita AIDS tertular dengan cara-cara negatif. Bisa saja mereka tertular secara tak sengaja, seperti melalui transfusi darah atau ibu penderita AIDS yang menularkan pada anak mereka yang polos dan tak berdosa. Apa pun bisa terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline