Lihat ke Halaman Asli

Night at the Museum: Ayo Bermain Teka-teki di Benteng Vredeburg!

Diperbarui: 3 Oktober 2018   19:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.vredeburg.id

Berwisata malam di museum? Yes! Komunitas Malam Museum mengajak masyarakat (khususnya mahasiswa) untuk turut berpartisipasi dalam menjaga cagar budaya yang dikemas dalam bentuk wisata heritage. Jumat (28/09) lalu saya beruntung dapat mencicipi keseruan jelajah Malam Museum batch 8 2018 di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. 

Setiap batch hanya berisi 100 peserta terpilih yang akan mendapatkan beragam fasilitas menarik. Antusiasme para peserta mulai terlihat dari panjangnya antrian daftar ulang di balik pintu gerbang benteng. Untuk melambangkan kekompakan dan kesetaraan, panitia menyediakan T-shirt gratis untuk langsung dikenakan oleh peserta.

Dokumentasi pribadi

Kegiatan diawali dengan sambutan mas Erwin Junaidi selaku founder dari Komunitas Malam Museum. Mas Erwin memaparkan sejarah singkat terbentuknya komunitas Malam Museum. 

Pihak benteng Vredeburg yang diwakili bapak Gunawan juga memberikan sambutan singkat yang berharap agar peserta Malam Museum dapat memberikan feedback usai kegiatan jelajah terlaksana.

Dok: K Jogja

Sebelum acara inti, peserta dibagi menjadi 2 big team untuk mengikuti pengenalan museum dipimpin oleh seorang guide. Peserta berjalan mengelilingi kawasan benteng sambil mendengarkan uraian dari pemandu.

Benteng Vredeburg pertama kali dibangun pada tahun 1760  atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono I dan pihak pemerintah Belanda yang saat itu dipimpin oleh Nicholas Harting. 

Tujuan utama pembangunan benteng ini berdalih untuk menjaga keamanan keraton, namun sebenarnya digunakan oleh pihak Belanda untuk memata-matai kegiatan pihak keraton. Licik. 

Awalnya struktur benteng cukup sederhana berbentuk bujur sangkar dengan tembok berbahan tanah, berdiri dengan tiang kayu pohon kelapa, dan beratapkan ilalang. Selanjutnya pada masa kepemimpinan W.H. Van Ossenberg, benteng dibangun secara permanen agar keamanan lebih terjamin. Sementara nama "Vredeburg" sendiri berarti benteng perdamaian (wujud simbolis manifestasi perdamaian antara pihak Belanda dan keraton).

Peserta juga berkesempatan masuk ke ruang diorama 1 dan diorama 3 untuk melihat koleksi museum yang bernilai sejarah. Bangunan yang kini berfungsi sebagai diorama 1 pada awalnya digunakan sebagai barak perwira. 

Sekarang diorama 1 berisi koleksi miniatur momen bersejarah, misalnya konggres wanita pertama dan berdirinya organisasi-organisasi pergerakan, sosial, maupun keagamaan. Benda-benda kuno juga tersimpan rapi di kotak kaca sepanjang dinding diorama.

Dok: K Jogja

Selepas break, peserta kembali dikelompokkan dalam tim kecil beranggotakan 5 orang untuk mengikuti games seru di area benteng  dengan arsitektur Indis ini. Sebelumnya ketua tim mendapat briefing mengenai teknis permainan. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline