Lihat ke Halaman Asli

Latifah Hardiyatni

Ibu Rumah Tangga

Petaka Gas Air Mata

Diperbarui: 7 Oktober 2022   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Petaka Gas Air Mata

Tanggal 1 Oktober kemarin rakyat Indonesia digemparkan dengan tragedi memilukan. Kericuhan usai pertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang yang memakan korban meninggal lebih dari 130 orang.

Para korban meninggal kebanyakan karena, terhimpit, terinjak-injak, hingga sesak karena adanya tembakan gas air mata yang dilakukan oleh anggota keamanan dengan dalih mengamankan. Namun, hasilnya malah sebuah ironi yang tercipta.

Ngomong-ngomong soal gas air mata, sebenarnya apa gas air mata itu?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gas air mata adalah gas yang menyebabkan mata menjadi perih dan berair. Dalam arti lainnya: gas air mata ialah senyawa sintetis halogen yang merangsang pengeluaran air dan kelenjar air mata atau yang menyebabkan iritasi pada selaput mata.

Pencipta gas air mata sendiri adalah Willie Siebert, seorang mahasiswa kimia. Senjata buatannya ini pertama kali digunakan pada Perang Dunia I tahun 1914.

Pada tahun 1920 gas air mata mencapai puncak kejayaannya. Lalu, senjata ini diadopsi oleh keamanan seperti Polisi.

Tahun 1997, 87 negara sepakat untuk tidak menggunakan gas air mata dalam peperangan. Namun, masih digunakan oleh aparat kepolisian dan belakangan menyalahi aturan FIFA.

Korban meninggal karena tembakan gas air mata yang disebut-sebut sengaja ditembakkan ke arah penonton ini menduduki peringkat kedua di dunia sepanjang sejarah setelah tragedi Estadio Nacional Peru yang mengakibatkan 328 meninggal dunia.

Gas air mata sendiri terbuat dari chloroacetophenone (CN), cloropicrin (PS), dibenz (b,f), oxazepine (CR), dan o chlorobenzylidene malononitrile (CS). Di mana CN dan CS yang berkontribusi besar membuat mata perih, iritasi, mata dan dada seperti terbakar, sesak napas, hingga yang paling fatal ialah kematian.

Lalu, bagaimana caranya agar "aman" meski terkena gas air mata?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline