Manusiamemilikikeistimewaanapabila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Ia mempunyaidimensijasmaniahdandimensi rohaniah.Yangpertamabersifatimanendan yangkeduabersifattransenden. Keduanya merupakan kesatuan dalam menggerakkan dan merealisasikan potensi-potensidirinya: beradasebagaimanusiaberarti memperistiwakan diri sendiri dalam alam jasmani,sehinggaperistiwamanusiaselamanya jugaberupaperistiwaalamjasmani.
Kualitas-kualitasyang dimiliki manusia ini kemudian melahirkan dinamika yang secara terus menerus berubah dan cenderungmeningkatdanberkembang. Ditengah-tengah usaha manusia dalam mengaktivisasikan,membentukdan membangun diri dan realitasnya, secara bersamaan ia di hadapkan pada berbagai pilihan-pilihandanputusanyangharusdi ambil dan diterima.Bahkan terkadang ia menjelma dalam bentuk konflik diri yang mendalam. Tidak sedikit dari konflik diri yangterjadimemasukiwilayahetika-moral.
Di dalam persoalan moral, antara fakta, pertimbangandanpilihan(keputusan) adalah sesuatuyangtidakbisa dipisahkan. Dengan demikian,moralitas adalah suatu masalahbagipelaku-pelakumoral,makhluk- makhlukyangbertindak, yangmelakukan pilihan dan yang melakukansesuatusecara sadar.Moralitas merupakan suatu fenomenamanusiawiyanguniversal,iakhas manusiawi.Moral juga bertindak sebagai hukumbagimakhlukrasional. Moralitas timbuldarihidupitusendiridanmerupakan suatu usaha untuk menemukan danmenghayatikehidupanyangbaikcaraber”ada”danmeng”ada”; yaknikehidupan yang sehat, bahagia, berfaedah untuk masyarakatdanberkembangsepenuhnya.
Sebagai makhluk yang menjasmani manusia melakukan interaksi yang relasional- konstruktif bagidanterhadapdirinya.Manusia juga diperlengkapi dengan jiwa yang takdapatdireduksikankepada dimensi badaniah,yangdenganituiamenjadisuatu mahklukyangkhasdanunggul.Jiwa manusia mempunyaifungsi,yangdiantaranyaadalah pikiran :
1)Sebagaidayapelampauan, Dengan daya ini manusia mampu membuatlompatan-lompatan yang menggagumkan dalamkehidupan.
2)Sebagaidaya unifikasiyangbersifatmenyeluruh,berhubung dengansegalamacamdatayangdimilikinya. Melaluidayainipulamanusiamenghimpun data-datadaripengalamannya.Disini,manusiabukansajamemikirkandunia,tapi iajuga“menciptakan”dunia-dunia.Dengan demikian,daya(pikiran)mewujudkansuatu transendensi otentik terhadap materi.
3) Sebagai daya refleksiyangdengan ini justru menunjukkanketidaktergantungannya terhadap materi dengan cara refleksiatas dirinyasendiri.
4)Kehendaksebagaidaya kebebasan. Daya inilah memungkinkan semua menjadi berwujud.
Padamanusia, pengetahuan sesungguhnya mengandung suatu nilai yang ada pada dirinya sendiri, sehinggaadasemacamkorelasiantara pengetahuan dan “ada”, antara tingkat pengetahuan suatu“pengada” dan tingkat kepenuhanyangdapatdiberikannyakepada eksistensinya. Pengetahuan menjadikan manusiaberhubungandanmengertidengan orang laindandenganapayangadadi sekitar. Kebenaran dan kepastian pengetahuan, sesungguhnya hanya terjadi di dalam pengalaman eksistensialmanusia. Dengan demikian, pengetahuan lebih merupakansuatucaraberadadaripadasuatu caramempunyai. Untuk itu, ia tidak berupa penyitaan atau pemilikan benda-benda; sebaliknya berupa keterbukaanterhadap mereka.Tidakberupapenggunaanmereka, tetapiberupapenyadarantentangeksistensi dan kodratmereka.Iasuatukesempurnaan yangmengembangkaneksistensinya melalui akal. Bahwaakalmampumencegah (mengikat) manusiadariperbuatan-perbuatanyangdapat merendahkan dan menghinakan martabat kemanusiaannya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H