Lihat ke Halaman Asli

Ianna Prsyn

Undergraduate Student

Penerapan Teori Liberalisme dalam IA-CEPA dan Pelunasan Utang Indonesia terhadap IMF

Diperbarui: 21 Januari 2024   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perspektif Liberalisme terhadap kerjasama Indonesia-Australia 

IA-CEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) adalah perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Australia. IA-CEPA memberikan banyak keuntungan bagi kedua negara. Indonesia dapat memperluas akses pasar ke Australia begitu juga dengan Australia yang dapat memperluas pasarnya di Indonesia. Perjanjian ini juga memberikan peningkatan investasi dan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Australia, di dalam bidang ekonomi, liberalisme mementingkan nilai persaingan bebas dan perdagangan bebas yang dapat menciptakan rasa saling ketergantungan dan saling membutuhkan antar negara. 

Liberalisme memandang bahwa perjanjian IA CEPA adalah dorongan untuk perdagangan Indonesia-Australia yang memiliki tujuan agar adanya saling ketergantungan diantar negara yang berkaitan dan memiliki tujuan untuk dapat menghasilkan keuntungan bersama. Liberalisme juga memperioritaskan kebebasan individu agar dapat mencapai tujuan yang dapat menguntungkan  bagi suatu negara dan membatasi intervensi pemerintah dalam perekonomian.

Perspektif Liberalisme terhadap pembayaran utang Indonesia terhadap IMF

Indonesia telah melunasi seluruh utangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF).

Perspektif teori liberalisme tentang pembayaran hutang  Indonesia terhadap IMF dapat dilihat sebagai bukti kedaulatan ekonomi serta keberhasilan Indonesia dalam pengelolaan sumber daya yang efektif. Hal tersebut membuktikan bahwa Indonesia telah  mampu mengembangkan perekonomian negaranya dengan baik serta mengurangi ketergantungannya terhadap pinjaman dari luar negeri.

Selain itu, pembayaran hutang  juga  menjadikan Indonesia menjadi tidak lagi takut pada intervensi IMF dalam kebijakan ekonominya, yang dapat dilihat sebagai hasil  positif dari perspektif liberal, tetapi penting juga untuk mempertimbangkan kritik dan dampak dari teori liberal seperti potensi yang berbahaya terhadap demokrasi. Adapun kritikan perspektif liberalisme mengenai hal ini, karena terlalu memberikan banyak kekuasaan kepada perusahaan sehingg mendorong kesenjangan ekonomi. Dalam konteks ini, pembayaran utang  IMF yang dilakukan Indonesia hanya menguntungkan bagi negara-negara elit dan tidak memberikan manfaat  yang signifikan bagi warga negara sipil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline